Rabu 13 Oct 2021 16:46 WIB

Korea Selatan Siapkan Strategi Hidup Bersama Covid-19

Korea Selatan bersiap menghapus lockdown dan membuka kebali bisnis.

Korea Selatan pada Rabu (13/10) membentuk panel untuk membahas strategi hidup bersama COVID-19 dalam jangka panjang.
Foto: AP/Lee Jin-man
Korea Selatan pada Rabu (13/10) membentuk panel untuk membahas strategi hidup bersama COVID-19 dalam jangka panjang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan pada Rabu (13/10) membentuk panel untuk membahas strategi hidup bersama COVID-19 dalam jangka panjang. Panel dibentuk pada saat Korea Selatan berusaha menghapus lockdown dan membuka kembali bisnis ketika tingkat vaksinasi terus meningkat.

Dengan strategi itu, pembatasan akan dilonggarkan bagi penduduk yang sudah divaksin penuh. Kementerian Kesehatan Korea Selatan juga mengatakan, pasien COVID-19 berusia di bawah 70 tahun yang tanpa gejala atau bergejala ringan akan diminta mengisolasi diri di rumah. 

Baca Juga

Menurut kantor berita Yonhap, pemerintah juga akan fokus pada jumlah kasus rawat inap dan kematian ketimbang kasus infeksi harian. Angka kematian juga tidak akan dipublikasikan setiap hari.

"Kami akan memperlakukan COVID-19 sebagai penyakit infeksi terkendali dan tak lagi menakutkan, dan (kami akan) mengembalikan rutinitas warga secara penuh," kata Perdana Menteri Kim Boo-kyum dalam pertemuan pertama komite panel, Rabu.

Dia menambahkan, kewajiban penggunaan masker belum akan dicabut dalam waktu dekat berdasarkan kebijakan baru itu. Korsel tak pernah menerapkan lockdown total tetapi masih memberlakukan pembatasan sosial terketat sejak Juli. 

Pembatasan itu mencakup aturan jam buka restoran, kafe, sauna, dan tempat kebugaran dalam ruang, juga larangan kumpul-kumpul lebih dari dua orang setelah pukul 18.00 di Seoul dan sekitarnya. Aturan jam operasional telah menghantam parah kalangan bisnis, terutama usaha pribadi dan skala kecil di negara itu. 

Rencana melakukan strategi baru itu muncul ketika vaksinasi berkembang pesat setelah sebelumnya terkendala oleh langkanya pasokan. Korsel telah menyuntikkan sedikitnya satu dosis vaksin COVID-19 pada 78,1 persen populasi, sedangkan vaksinasi lengkap mencapai 60,7 persen. 

Pada September, pemerintah mengumumkan rencana kembali ke kehidupan normal mulai November saat 70 persen dari 52 juta penduduknya diprediksi telah divaksin lengkap. Korsel berhasil menjaga angka kasus rawat inap dan kematian akibat COVID-19 tetap rendah. Hingga Selasa, ada 359 kasus rawat inap dan 0,78 persen tingkat kematian, menurut data pemerintah. 

Negara itu melaporkan 1.584 kasus baru pada Selasa. Total kasus menjadi 335.742 dengan 2.605 kematian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement