REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Sebanyak 26 kecamatan dari 32 kecamatan yang ada di Cianjur, Jawa Barat, berstatus rawan bencana. Karena itu, BPBD Cianjur menyiagakan seluruh relawan tangguh bencana (Retana) di setiap kecamatan tersebut seiring dengan hujan mulai menunjukkan intensitas tinggi dalam satu pekan terakhir.
"Hanya enam kecamatan yang tidak terlalu rawan terjadinya bencana seperti Kecamatan Cianjur, Karangtengah, Cilaku, Sukaluyu dan Ciranjang. Sebagian besar kecamatan, rawan terjadi bencana alam banjir hingga pergerakan tanah, " kata Plt Kepala BPBD Cianjur, Tedi Artiawan di Cianjur, Rabu (13/10).
Ia menjelaskan, sepanjang tahun 2021, bencana alam yang mendominasi longsor dan pergerakan tanah. Bencana ini terjadi di puluhan kecamatan bagian selatan dan beberapa di wilayah utara Cianjur.
Karena itu, BPBD terus mengimbau relawan untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera mengevakuasi warga jika melihat tanda alam. Meski belum menetapkan status siaga bencana karena menunggu keputusan BMKG, pihaknya mengimbau pihak desa dan kecamatan untuk menyebarkan pada warga terkait kesiapsiagaan bencana terutama di wilayah rawan bencana banjir, longsor dan pergerakan tanah mulai dari utara hingga selatan Cianjur.
"Kami juga meminta warga untuk siaga dan jeli membaca tanda alam akan terjadinya bencana alam. Segera mengungsi jika hujan turun deras dengan intensitas lebih dari dua jam, terutama untuk warga yang tinggal di bantaran sungai, " katanya.
BPBD Cianjur mencatat sepanjang tahun 2021, laporan bencana alam yang terjadi lebih dari 100 kejadian, mulai dari longsor di selatan dan pergerakan tanah di wilayah utara, hingga angin puting beliung. Hasilnya, dari ratusan kejadian yang dilaporkan tidak ada korban jiwa, hanya puluhan rumah rusak dan ratusan lainnya terancam.
BPBD berharap dengan disiagakannya ratusan relawan di masing-masing kecamatan, dapat menekan angka korban jiwa saat terjadi bencana dengan cara segera mengevakuasi warga saat melihat tanda alam terutama saat hujan turun deras dengan intensitas tinggi.