REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Tempat ibadah di New South Wales, Australia sudah diizinkan dibuka kembali. Namun, beberapa pemimpin agama masih menutupnya karena khawatir akan ada gelombang baru dari orang-orang yang tidak divaksinasi.
Pekan ini, pertemuan keagamaan diizinkan untuk dilanjutkan hanya untuk orang yang sudah divaksinasi penuh. Hampir empat bulan, suara adzan kembali terdengar dari Masjid Auburn Gallioli.
Salah seorang jamaah adalah Osman Goreli. Ia bersyukur bisa dipertemukan kembali dengan jamaah lain.
"Sholat di rumah sendiri tidak sama dengan sholat berjamaah," kata Goreli.
Setelah menjalani pembatasan selama berpekan-pekan, Goreli lega akhirnya bisa sholat di masjid lagi.
Anggota komunitas Sikh juga bersyukur bisa kembali ke kuil mereka. Rupinder Kaur (32 tahun) adalah salah satu dari banyak orang yang sudah divaksinasi penuh dan menerapkan protokol kesehatan. Dia senang bisa kembali beribadah di kuil Gurdwara Sahib di Glenwood, barat laut Sydney.
Kaur menemukan kenyamanan dalam kembali ke kuil, terutama saat dia berduka atas kematian saudara laki-lakinya yang baru meninggal karena Covid-19 di India. Sayangnya tidak semua tempat ibadah kembali beroperasi.
Gereja-gereja Katolik di seluruh Sydney menangguhkan misa publik sampai mereka dapat dibuka kembali untuk semua orang setelah New South Wales mencapai 80 persen orang yang sudah divaksinasi penuh. Dilansir ABC, Rabu (13/10), Pastor Peter Williams dari Keuskupan Katolik Parramatta mengatakan menolak orang-orang yang tidak divaksinasi sepenuhnya akan menjadi tugas yang hampir mustahil.
“Tidak ada imam atau bahkan tidak ada anggota kongregasi yang mau mengemban tugas berat menjadi semacam polisi kesehatan dan berkata, 'Maaf, Anda tidak bisa masuk, tapi ya Anda boleh masuk,'” kata Pastor Williams.
Williams menyebut sifat gereja mereka menyambut semua orang terlepas dari status vaksinasi. Oleh karena itu, pihaknya tidak ingin diskriminatif.
"Jadi kami pikir hal yang lebih bijaksana untuk dilakukan adalah menunggu sampai mencapai 80 persen vaksinasi penuh," ucap dia.
Sebagian besar gereja Anglikan juga menunda pembukaan kembali hingga tahap kedua dalam rencana pemulihan. Masjid terbesar Sydney di Lakemba juga melakukan hal yang sama.
Imam Sheikh Yahya Safi dari Asosiasi Muslim Lebanon mengatakan dia tidak ingin membuat perpecahan dengan menolak orang yang tidak divaksinasi sambil mengizinkan orang yang divaksinasi penuh untuk masuk. Rencananya masjid akan dibuka kembali Senin depan.
"Hanya satu pekan. Kita bisa berkorban pekan ini," tambahnya.
https://www.abc.net.au/news/2021-10-13/places-of-worship-reopen/100533370