REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Selasa (12/10) mengutuk pembongkaran dan penggalian yang dilakukan di pemakaman Muslim di Yerusalem oleh Israel.
Dilansir di aa.com.tr, Rabu (13/10) menyoroti kesucian pemakaman Mamilla dan Al Yousifieh, yang berusia lebih dari 1.000 tahun, OKI mencatat bahwa kebijakan Israel menargetkan situs suci Islam, situs budaya dan budaya Muslim di Yerusalem yang diduduki.
Kebijakan semacam itu merupakan provokasi terhadap perasaan umat Islam pada umumnya dan Palestina pada khususnya. Demikian pula, digarisbawahi bahwa partisipasi Presiden FIFA Gianni Infantino dalam pembukaan The Friedman Center for Peace through Strength di Museum of Tolerance di Yerusalem, yang dibangun di lokasi pemakaman Muslim yang dihancurkan, bertentangan dengan nilai-nilai luhur yang mendasari olahraga dan prinsip-prinsip FIFA.
Dalam pernyataan OKI, tindakannya mencerminkan bias yang jelas dan tidak dapat diterima dalam mendukung pendudukan Israel.
Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) juga telah membatalkan pertemuan yang direncanakan dengan Presiden FIFA Gianni Infantino sebagai protes atas partisipasinya dalam acara Israel yang diadakan di reruntuhan pemakaman Ma'man Allah di Yerusalem Timur.
Dalam sebuah pernyataan, PFA mengatakan terkejut dengan partisipasi Infantino dalam upacara Yudaisasi yang disebut Museum Toleransi, yang dibangun di atas tanah pemakaman bersejarah Islam.
Asosiasi menggambarkan partisipasi presiden FIFA dalam acara Israel sebagai politisasi olahraga dan tidak akan melayani perdamaian atau toleransi.
Terletak di sebelah barat Yerusalem, Ma'man Allah adalah kuburan tertua, terbesar, dan paling terkenal di Yerusalem. Pihak berwenang Israel telah membangun fasilitas wisata dan bangunan lain di bagian pemakaman, termasuk yang disebut Museum Toleransi.
Israel menduduki Yerusalem Timur selama perang Arab-Israel 1967 dan mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.