REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menginginkan Desa Wisata Cikakak, Banyumas, Jawa Tengah, mampu naik kelas dengan mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman).
"Keberpihakan kami dengan program andalan desa wisata untuk menghadirkan kesejahteraan masyarakat, terbukanya lapangan kerja, dan transformasi Desa Wisata Cikakak menjadi destinasi berkelas nasional, internasional, mungkin juga destinasi berkelas dunia," kata dia dalam rangkaian Kunjungan 50 Desa Wisata Terbaik ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 di desa tersebut sebagaimana dikutip dari keterangan pers di Jakarta, Rabu (13/10).
Desa Cikakak dikenal dengan habitat ribuan kera ekor panjang yang hidup berdampingan dengan warga di area hutan di sekitar pemukiman warga, seperti halnya Desa Sangeh, Bali. Di desa itu juga terdapat ritual Rewanda Bojana (pemanggilan kera) di mana para kera itu turun untuk mengambil sajian yang ada di gunungan buah.
Selain adanya wisata yang kental dengan adat istiadat dan kebudayaan, menurut dia, terdapat peninggalan sejarah religi yaitu Masjid Saka Tunggal yang konon dibangun pada1288. Sandiaga mengharapkan tempat itu mampu menjadi daya tarik untuk mendatangkan wisatawan Nusantara ataupun mancanegara.
"Ini tentu akan kami riset lagi kalau betul (dibangun) 1288, ini berarti lebih tua dari Masjid Demak. Ini berarti juga menjadi destinasi wisata religi," ujarnya.
Dia juga mengakui bahwa para pelaku wisata dalam dua tahun terakhir tidak merasakan kunjungan wisatawan akibat adanya pandemi Covid-19. Kehadirannya disebut sebagai apresiasi kepada Bupati Banyumas Achmad Husein atas kepemimpinannya dalam mengendalikan Covid-19.
Mengenai produk batik Banyumas, dia mengharapkan motif batik "Ngapak Cikakak" dapat jauh lebih dikenal serta menjadi suvenir untuk membuka lapangan kerja bagi ibu-ibu anggota kelompok wanita tani (KWT) maupun pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK).