Kamis 14 Oct 2021 09:06 WIB

Ditolak Israel, AS akan Tetap Buka Konsulat untuk Palestina

AS tetap bergerak maju untuk membuka kembali kantor konsulat jenderal di Yerusalem

Rep: Rizky Jaramaya/Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
 Menteri Luar Negeri Antony Blinken. AS tetap bergerak maju untuk membuka kembali kantor konsulat jenderal di Yerusalem. Ilustrasi.
Foto: AP/Drew Angerer/Pool Getty Images North Ameri
Menteri Luar Negeri Antony Blinken. AS tetap bergerak maju untuk membuka kembali kantor konsulat jenderal di Yerusalem. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri (menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan, AS tetap bergerak maju untuk membuka kembali kantor konsulat jenderal di Yerusalem. Secara tradisional kantor tersebut berfungsi sebagai markas diplomatik AS untuk Palestina.

“Seperti yang saya katakan pada Mei, kami akan bergerak maju dengan proses pembukaan konsulat sebagai bagian dari memperdalam hubungan itu dengan Palestina,” ujar Blinken dilansir Anadolu Agency, Kamis (14/10).

Baca Juga

Blinken mengatakan, AS bekerja sama dengan Israel untuk memperdalam hubungan diplomatik dengan Palestina dan berkonsultasi dengan mitra di kawasan. Menurut Blinken, AS mendukung upaya memajukan perdamaian abadi antara Israel dan Palestina.

"Kami akan bekerja sama dengan Israel, memperdalam hubungan diplomatik kami dengan Palestina, dan berkonsultasi dengan mitra di kawasan dan di luar yang memiliki kepentingan bersama dalam mendukung upaya untuk memajukan perdamaian abadi," ujar Blinken.

Kendati demikian, Blinken belum memberikan keterangan perihal kapan rencana itu bakal direalisasikan. Pengumuman Blinken tentang pembukaan kembali konsulat AS untuk Palestina muncul setelah dia melakukan pertemuan trilateral dengan Menlu Israel Yair Lapid dan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan di Washington.

Pembukaan kembali kantor konsulat jenderal AS di Yerusalem mendapatkan tentangan dari Israel. Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid memperingatkan pembukaan kembali konsulat jenderal Washington di Yerusalem Barat adalah ide yang buruk.

"Itu akan mengirim pesan yang salah, tidak hanya ke kawasan, tidak hanya ke Palestina, tetapi juga ke negara lain, dan kami tidak ingin ini terjadi," kata Lapid.

Baru-baru ini, Israel kembali menyuarakan penolakan atas rencana AS membuka kembali konsulatnya untuk Palestina di Yerusalem. “Tidak mungkin, tidak mungkin. Itu membutuhkan persetujuan Israel,” kata Menteri Kehakiman Israel Gideon Saar saat ditanya Jerusalem Post tentang apakah pembukaan konsulat AS untuk Palestina bakal dilanjutkan, Selasa (12/10).

Baca juga : Menlu UEA akan Kunjungi Israel dalam Waktu Dekat

Saar menegaskan, hal itu dapat dinegosiasikan. “Kami tidak akan berkompromi dalam masalah ini untuk generasi yang akan datang,” ujarnya.

Konsulat jenderal AS ditutup Presiden Donald Trump pada 2019. Penutupan dilakukan ketika Trump memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem dan mengakui kota yang diperebutkan itu sebagai ibu kota Israel. Fungsi konsulat kemudian dimasukkan ke dalam fungsi kedutaan.

Tindakan Trump memicu reaksi luas di kalangan orang-orang Palestina. Sejak itu mereka telah menghentikan kontak diplomatik dengan AS. Presiden AS Joe Biden berkomitmen untuk memprioritaskan pemulihan hubungan dengan Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement