REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menerima kunjungan kerja dari Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM. Dalam kunjungan tersebut Ridwan Kamil menyampaikan potensi ekonomi dan penanganan Covid-19 di Jawa Barat.
Menurut Ridwan Kamil, dari sisi penanganan Covid-19, kondisi di Jawa Barat sudah jauh lebih baik. Berdasarkan data Bersatu Lawan Covid-19 per 9 Oktober, angka keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di Jawa Barat tinggal 4,03 persen.
Sementara angka kasus aktif, kata dia, hanya 0,29 persen. Saat ini Jabar sedang mempersiapkan diri beranjak dari pandemi ke endemi. "BOR kami hanya 4 persen dari 91 persen. Jadi kami tetap menjaga protokol kesehatan dan kami melihat ke depan untuk mempersiapkan endemi," ujar Ridwan Kamil, yang akrab disapa Emil, di Gedung Pakuan, Rabu (13/10).
Di sisi lain, kata dia, Pemprov Jawa Barat juga sedang mempersiapkan tujuh ekonomi baru pasca-Covid-19. Tujuh ekonomi yang dimaksud adalah meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok, swasembada pangan, swasembada teknologi, mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan, inovasi digital, green business atau penerapan ekonomi berkelanjutan, dan pariwisata lokal. "Jawa Barat juga kini sedang menyiapkan tujuh ekonomi baru pasca-Covid-19," katanya.
Terkait potensi ekonomi Jawa Barat, kata dia, sangat besar. Pada kuartal II-2012 pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tumbuh 6,13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year).
Dari sisi investasi, Jawa Barat menjadi destinasi favorit para investor. Realisasi investasi penanaman modal asaing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Jabar pada semester I-2021 telah mencapai Rp 72,46 trilliun.
Rinciannya, menurut Emil, realisasi PMA sebesar Rp 44,27 trilliun dan realisasi PMDN sebesar Rp 28,19 trilliun. Angka ini telah mencapai 56,90 persen dari target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebesar Rp 127 triliun pada 2021.
"Ekonomi terbesar kami adalah dari industri karena Jawa Barat adalah rumah dari industri. Kami nomor satu destinasi investasi," katanya.
Sementara itu, Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM mengatakan, pertemuan ini adalah untuk membahas kerja sama antara kedua negara. Kerja sama ini mencakup beberapa bidang dari mulai pendidikan, investasi, ekonomi digital, dan pembangunan berkelanjutan.“Saya senang memulai kunjungan kerja pertama saya ke Jawa Barat hari ini untuk mempelajari sekaligus memperdalam kedekatan antara Jawa Barat dengan Australia,” kata Duta Besar Williams.
Menurutnya, Jawa Barat adalah rumah bagi berbagai pekerjaan baru yang membuka peluang investasi dan kerja sama ekonomi antarnegara kita. Hal ini dimungkinkan dengan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).
Penggerak kegiatan ekonomi, kata Williams, akan menjadi semakin penting untuk mendukung kemakmuran penduduk Australia dan Indonesia, di saat negara kita tengah berjuang bersama untuk pulih dari pandemi Covid-19.
Selanjutnya, Duta Besar Williams akan bertemu dengan pebisnis Australia di Jawa Barat untuk berdiskusi tentang perluasan ekonomi dan peluang investasi terkait dengan IA-CEPA. Pertemuan dengan mitra di bidang pendidikan akan memberikan kesempatan untuk bertukar informasi terkini mengenai peluang pertukaran pelajar dan kerja sama pendidikan, saat kedua negara pulih dari pandemi Covid-19.
Pemerintah Australia, kata dia, telah mengumumkan tahapan selanjutnya untuk membuka pembatasan internasional dalam berapa bulan mendatang. Termasuk memperluas jenis vaksin yang diakui, yakni vaksin Sinovac, untuk mengakomodasi wisatawan yang masuk dari Indonesia.
Kemudian, Duta Besar Williams akan bertemu dengan Jabar Digital Service (JDS) untuk mempelajari peran big data dan inovasi teknologi didukung Australia, dalam menangani Covid-19 di Jabar.