Kamis 14 Oct 2021 12:36 WIB

Pelindo Resmi Digabung, Presiden: 7 Tahun ndak Terealisasi

Jokowi mengapresiasi Menteri BUMN Erick Thohir untuk mewujudkan penggabungan Pelindo.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mas Alamil Huda
Presiden Joko Widodo.
Foto: ANTARA FOTO/Biro Pers dan Media Setpres
Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan penggabungan Pelindo 1, Pelindo 2, Pelindo 3, dan Pelindo 4 menjadi PT Pelindo (Pelabuhan Indonesia) di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Kamis (14/10). Penggabungan ini mampu direalisasikan pada tahun ini setelah Presiden Jokowi meminta sejak tujuh tahun lalu.

Jokowi pun mengapresiasi terwujudnya penggabungan Pelindo 1, 2, 3, dan 4 ini setelah tujuh tahun. Presiden menceritakan, tujuh tahun lalu ia telah memerintahkan Menteri BUMN dan seluruh Direktur Utama Pelindo agar segera melakukan penggabungan. Artinya, permintaan itu dilakukan sejak 2014 atau tahun pertama kepemimpinan Jokowi di periode pertama. Namun hal itu juga tak kunjung terealisasi.

“Saya tunggu-tunggu 7 tahun, ndak terealisasi. Sudah dimulai, oke kalau nggak di-holding-kan, transisinya ada virtual holding. Dilakukan virtual holding ya tapi holding-nya belum ketemu,” kata dia, Kamis (14/10).

Karena itu, Presiden Jokowi mengapresiasi upaya yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir dan jajarannya untuk mewujudkan penggabungan Pelindo ini. Menurutnya, PT Pelindo ini nantinya akan menjadi kekuatan besar di dunia, bahkan akan masuk dalam delapan besar dunia.

 

“Sehingga sekali lagi saya sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Menteri BUMN dan jajarannya,” kata Jokowi.

Presiden berharap, penggabungan PT Pelindo ini dapat menekan biaya logistik di Tanah Air yang dinilai masih kurang kompetitif dibandingkan negara lain. “Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada siang hari ini saya resmikan penggabungan Pelindo 1, 2, 3, 4 menjadi PT Pelindo,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, selama ini biaya logistik di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara tetangga lainnya. Biaya logistik di negara tetangga bahkan hanya sekitar 12 persen, sedangkan di Indonesia mencapai 23 persen. “Artinya ada yang tidak efisien di negara kita,” tambahnya.

Karena itu, pemerintah membangun berbagai infrastruktur, baik jalan, pelabuhan, maupun bandara untuk menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saingnya. Jokowi berharap, melalui pembangunan infrastruktur ini, maka berbagai produk di Tanah Air dapat bersaing dengan produk dari negara lain.

“Sekali lagi biaya logistik kita bisa bersaing dengan negara-negara lain, artinya daya saing kita, competitiveness kita akan menjadi lebih baik,” ujar dia.

Selain itu, Presiden juga meminta agar PT Pelindo ini memiliki partner dengan jaringan yang luas. Sehingga nantinya dapat terkoneksi dengan berbagai negara lain dengan baik. Dengan demikian, produk-produk di dalam negeri pun bisa dengan mudah masuk ke rantai pasokan global.

 

Jokowi berharap, penggabungan PT Pelindo ini juga diikuti oleh perusahaan-perusahaan kecil lainnya sehingga bisa menjadi kekuatan besar dan memiliki modal yang besar. Selain meresmikan penggabungan Pelindo, Presiden Jokowi juga meresmikan Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuan Bajo di Manggarai Barat.

Ia mengapresiasi pembangunan Pelabuhan Wae Kelambu ini dapat dikerjakan secara cepat. Pelabuhan ini diharapkan dapat digunakan hingga 15-20 tahun mendatang.

“Kita harapkan ini bisa kita pakai dalam jangka 15 atau 20 tahun yang akan datang masih memungkinkan, visible untuk angkutan barang-barang yang ada di Provinsi NTT utamanya di Kabupaten Manggarai Barat,” ucapnya.

Dalam acara ini, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, dan Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, serta Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement