Kamis 14 Oct 2021 14:51 WIB

Sandiaga Ingin Desa Cikakak Jadi Destinasi Kelas Dunia

Jika benar dibangun 1288, masjid di Desa Cikakak berarti lebih tua dari Masjid Demak.

Menparekraf Sandiaga Uno (tengah) mengikuti kirab gunungan yang terbuat dari buah-buahan untuk memberi makan kera liar pada Festival Rewanda Bojana di Desa Cikakak, Wangon, Banyumas, Jateng, Rabu (13/10/2021). Sandiaga Uno melakukan proses peninjauan dan penilaian langsung di Desa Cikakak, Banyumas, Jateng, yang masuk dalam 50 Besar Desa Wisata Terbaik pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Menparekraf Sandiaga Uno (tengah) mengikuti kirab gunungan yang terbuat dari buah-buahan untuk memberi makan kera liar pada Festival Rewanda Bojana di Desa Cikakak, Wangon, Banyumas, Jateng, Rabu (13/10/2021). Sandiaga Uno melakukan proses peninjauan dan penilaian langsung di Desa Cikakak, Banyumas, Jateng, yang masuk dalam 50 Besar Desa Wisata Terbaik pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menginginkan Desa Wisata Cikakak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menjadi destinasi berkelas dunia.

"Keberpihakan kita dengan program andalan desa wisata untuk menghadirkan kesejahteraan masyarakat, terbukanya lapangan kerja, dan transformasi Desa Wisata Cikakak menjadi destinasi berkelas nasional, internasional, mungkin juga destinasi berkelas dunia," kata Menparekraf SandiagaUno saat mengunjungi Desa Wisata Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas.

Menurut dia, Desa Wisata Cikakak memiliki fenomena yang sama dengan Sangeh, Bali, dan memiliki beberapa produk ekonomi kreatif yang punya potensi besar.

"Seperti wajik ketek (kudapan yang terbuat dari ketela tekong khas Desa Cikakak) yang tadi kita coba. Tadi juga ada beberapa program ekonomi kreatif, batik, Insya Allah nanti kita kerjasamakan," kata dia.

Hal itu, kata dia,terkait permintaan Bupati Banyumas Achmad Husein untuk membawa investor infrastruktur. Dia mengatakan pihaknya akan melakukan riset terkait dengan keberadaan Masjid Saka Tunggal di Desa Wisata Cikakak yang konon dibangun pada tahun 1288.

"Kalau betul (dibangun) 1288, ini berarti lebih tua dari Masjid Demak. Ini berarti juga menjadi destinasi wisata religi," katanya.

Menparekraf juga mengakui para pelaku wisata dalam dua tahun terakhir tidak merasakan kunjungan wisatawan akibat adanya pandemi Covid-19. Kehadirannya disebut sebagai apresiasi kepada Bupati Banyumas atas kepemimpinannya dalam mengendalikan Covid-19.

"Kita harapkan dengan Covid-19 yang semakin terkendali, wisatawan Nusantara, malah mungkin wisatawan mancanegara bisa datang ke Desa Wisata Cikakak," kata dia.

Terkait batik, dia mengharapkan motif batik "Ngapak Cikakak" bisa jauh lebih dikenal serta menjadi suvenir untuk membuka lapangan usaha dan lapangan kerja bagi ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) maupun Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement