Kamis 14 Oct 2021 15:18 WIB

Lima Hutan Wisata Perhutani Jatim Siap Pakai PeduliLindungi

Sebelumnya KBM Ekowisata Jatim sudah melacak pengunjung dengan QR Code.

Administratur Perhutani Banyuwangi Selatan Panca Putra Maju Sihite (kiri) membuka sangkar burung pemakan serangga di area wisata Djawatan, Bencukuk, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (17/2/2021). Sebanyak 75 ekor burung pemakan serangga jenis prenjak dan trocok itu dilepasliarkan di kawasan wisata hutan Djawatan untuk membantu pemberantasan hama.
Foto: BUDI CANDRA SETYA/ANTARA
Administratur Perhutani Banyuwangi Selatan Panca Putra Maju Sihite (kiri) membuka sangkar burung pemakan serangga di area wisata Djawatan, Bencukuk, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (17/2/2021). Sebanyak 75 ekor burung pemakan serangga jenis prenjak dan trocok itu dilepasliarkan di kawasan wisata hutan Djawatan untuk membantu pemberantasan hama.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Lima lokasi wisata di bawah pengelolaan Perhutani Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Jawa Timursiap menerapkan aplikasi PeduliLindungi untuk melacak penyebaran Covid-19 di tempat wisata.

General Manjaer KBM Ekowisata Jatim, Berthus Sudarmeidi mengatakan lima lokasi wisata yang sudah terkoneksi itu antara lain Kakek Bodo, Puthuk Truno, Foresta Resort Tretes di Kabupaten Pasuruan, dan Padusan serta Dlundung di Kabupaten Mojokerto.

"Ini sebagai persiapan, jika nanti pemerintah menyatakan bahwa objek wisata yang dikelolanya bisa beroperasi kembali, kami siap," katanya.

Menurut dia, penggunaan aplikasi PeduliLindungi tidak hanya mendukung kebijakan pemerintah untuk melacak pengunjung sebagai antisipasi penyebaran Covid-19, namun juga meningkatkan nilai kepercayaan publik terhadap pengelolaan lokasi wisata yang bebas Covid-19.

"Ini merupakan strategi menghadapi lesunya bisnis wisata sebagai dampak pandemi. Dengan aplikasi PeduliLindungi ini diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan publik untuk berkunjung ke lokasi wisata," katanya.

Sebelum adanya aplikasi PeduliLindungi, kata dia, KBM Ekowisata Jawa Timur sudah mulai melakukan pelacakan pengunjung dengan menggunakan QR Code atau kode batang, namun belum terintegrasi seperti saat ini.

Berthus mengaku selama pandemi, pihaknya juga terus melakukan peningkatan kebersihan lokasi wisata dan sterilisasi secara rutin. "Penerapan protokol kesehatan bagi petugas pelayanan wisata dan juga pengunjung sudah kami lakukan dengan benar, mulai dari mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan masker selama di lokasi wisata," katanya.

Lokasi wisata yang dikelola oleh KBM Ekowisata Jawa Timur saat ini sudah lulus uji sertifikasi CHSE dari Kemenparekraf, sehingga dapat memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.

Selain itu, kawasan wisata ini juga telah memberlakukan sistem pembayaran dengan e-ticketing, sehingga pelayanan tidak lagi menggunakan pembayaran tunai (cash money) untuk mengurangi resiko tertular virus.

"Jadi semua kami arahkan untuk menggunakan uang elektronik," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement