REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Sir Alex Ferguson pernah menghancurkan telpon Steve Bruce pada waktu istirahat karena mengganggu pembicaraan tim Manchester United. Ferguson dan Bruce masih sama-sama di MU pada medio 1990an. Saat itu Bruce adalah kapten Iblis Merah.
Ferguson dikenang sebagai salah satu pelatih terhebat sepanjang masa. Ia tipe pelatih yang menuntut lebih kepada pemain.
Mantan bek MU, Paul Parker, mengenang suatu kesempatan saat Ferguson menghancurkan ponsel Bruce usai babak pertama di mana timnya saat itu bermain buruk. Kejadian tersebut tak dilupakan oleh Parker hingga saat ini.
“Steve membiarkan ponselnya menyala karena istrinya, Janet, dirawat di rumah sakit dengan masalah punggung dan dia sedang menunggu kabar terbaru tentang keadaan istrinya,” kata Parker dilansir dari Daily Star, Kamis (14/10).
Saat itu, pertandingan babak pertama tak berjalan dengan baik. Parker merasakan ketegangan akan terjadi ketika Ferguson melepas jaketnya di ruang ganti. Ferguson pun memberikan perhatian kepada sebagian pemain.
Saat itu, tiba-tiba telpon Bruce berdering dan orang yang pertama yang dilihat Sir Alex adalah Parker. Pasalnya, Parker selalu dikaitkan dengan ponsel. Untungnya saat itu, bukan ponsel Parker yang berbunyi.
“Dan dia (Sir Alex) mulai mengikuti barisan pemain, menatap satu per satu, mencoba mencari dari mana suara itu berasal. Celakalah orang yang memilikinya,” kata Parker.
Mengetahui ponsel tersebut berasal dari jaket Bruce, Ferguson langsung mengeluarkan ponsel tersebut. Tanpa pikir panjang, pelatih asal Skotlandia tersebut melemparkannya dengan paksa ke tempat sampah hingga hancur.
Tak ada yang berani berkomentar dalam peristiwa tersebut, termasuk Bruce. Ferguson meminta kepada pemain agar memperbaiki penampilannya pada babak kedua.
Bruce memenangkan empat gelar Liga Primer Inggris di bawah asuhan Ferguson pada 1990-an sebagai bek tengah yang andal. Meski sosok yang kini menjabat pelatih Newcastle United tersebut adalah pemain veteran pada masa itu, dia tak luput dari kemarahan Ferguson.
"Anda hanya harus melanjutkannya dan Steve tahu ada pekerjaan yang harus diselesaikan di babak kedua, semua kekhawatiran domestik harus disingkirkan,” ujar Parker.