REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA --National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) terus melakukan pengawasan terhadap Tesla. Mengingat, sistem kendali otonom pada Tesla telah beberapa kali menjadi sebab kecelakaan.
Dikutip dari The Verge pada Kamis (14/10), NHTSA menilai, seharusnya Tesla melakukan recall untuk memperbaiki hal tersebut. Tapi, hingga saat ini Tesla tak melakukan langkah penarikan untuk memperbaiki produk yang telah dipasarkan.
Langkah yang dilakukan Tesla hanyalah melakukan pembaruan software secara over-the-air. Oleh karena itu, NHTSA pun mendorong agar Tesla melakukan recall agar perbaikan bisa dilakukan lebih menyeluruh.
NHTSA menilai sistem kendali otonom Tesla tak mampu bekerja optimal karena telah beberapa kali menyebabkan kecelakaan. Bahkan, beberapa kali fitur itu menyebabkan kendaraan Tesla menabrak kendaraan kepolisian dan kendaraan darurat.
Artinya, sistem kendali otonom tak memberikan respon terharap kendaraan yang tengah melakukan pemberhentian darudat di tengah jalan, Padahal. hal itu akan sangat membahayakan karena dalam lalu lintas pasti akan ada kendaraan yang terpaksa harus melakukan pemberhentian darurat.
Hal itu pun mendorong NHTSA melakukan pendalaman fitur autopilot yang melibatkan 700 ribu unit mobil Tesla yang dipasarkan di AS. Seluruh pendalaman itu didasari pada 11 kecelakaan yang terjadi sejak 2018 dan telah menyebabkan 17 korban terluka dan 1 orang meninggal.
Investigasi ini dilakukan pada seluruh line up Tesla yang dipasarkan sejak 2014 hingga 2021. Selain fitur autopilot, investigasi ini juga dilakukan pada fitur cruise control.