REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Oposisi terbesar pemerintah Jepang, Constitutional Democratic Party of Japan (CDPJ), mengatakan jika menang dalam pemilihan 31 Oktober mendatang mereka akan mencoba memperpendek ketimpangan ekonomi dengan redistribusi kekayaan.
Itu adalah posisi yang digaungkan oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, yang juga ketua Partai Demokrat Liberal (LDP), mengaburkan perbedaan kebijakan antara LDP dan CDPJ menjelang pemilihan majelis rendah.
"(Mantan perdana menteri Shinzo) Abe mengatakan kenaikan upah dan pertumbuhan distribusi telah tercapai, tapi tidak ada pertumbuhan dalam delapan, sembilan tahun terakhir dan tidak ada kenaikan upah," kata ketua CDPJ Yukio Edano, Kamis (14/10).
"Jika kami tidak mendistribusikan kekayaan lebih dahulu tidak akan ada pertumbuhan yang tercapai, ini perbedaan yang agak jelas (antara dua partai)," tambahnya.
Ditanya apakah CDPJ memiliki peluang menggantikan LDP sebagai partai berkuasa dalam pemilihan mendatang. Edano menjawab kemungkinannya sebaik rata-rata pukulan pemain baseball Shohei Ohtani di Liga Utama Amerika Serikat (AS).
"Kami menontonnya di televisi, menunggu dengan penuh semangat ia memukul home run, saya yakin orang-orang juga memiliki antisipasi yang sama," katanya.
Tahun ini pemain Los Angeles Angels itu menunjukkan pukulan dan permainan level elite. Rata-rata pukulannya 0.257. Jajak pendapat yang digelar stasiun televisi NHK yang dirilis Senin (11/10) menunjukkan hanya 6,1 persen responden yang memilih CDPJ. Jauh di bawah LDP yang sebanyak 41,2 persen.