Kamis 14 Oct 2021 19:12 WIB

Kasus Covid-19 Menurun, Wisata ke Bali Dibuka

Jika terjadi peningkatan kasus di Bali, pemerintah telah mengantisipasinya

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Hiru Muhammad
Pekerja membersihkan area hotel yang akan digunakan sebagai tempat karantina bagi wisatawan mancanegara di Hotel Griya Santrian, Sanur, Denpasar, Bali, Senin (11/10/2021). Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar menyiapkan 35 hotel untuk karantina yang telah lolos verifikasi dan penambahan sebanyak 20 hotel yang masih proses verifikasi sebagai tempat karantina untuk mengantisipasi lonjakan kedatangan wisatawan mancanegara yang mengunjungi Pulau Dewata menjelang dibukanya pariwisata Bali pada 14 Oktober 2021 mendatang.
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Pekerja membersihkan area hotel yang akan digunakan sebagai tempat karantina bagi wisatawan mancanegara di Hotel Griya Santrian, Sanur, Denpasar, Bali, Senin (11/10/2021). Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar menyiapkan 35 hotel untuk karantina yang telah lolos verifikasi dan penambahan sebanyak 20 hotel yang masih proses verifikasi sebagai tempat karantina untuk mengantisipasi lonjakan kedatangan wisatawan mancanegara yang mengunjungi Pulau Dewata menjelang dibukanya pariwisata Bali pada 14 Oktober 2021 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) telah membuat peraturan menteri mengenai Bali yang menyatakan bisa menerima wisatawan mancanegara (wisman) per 14 Oktober 2021. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, dibukanya Bali untuk turis asing karena membaiknya kondisi kasus Covid-19 di Indonesia.

"Kalau melihat situasi nasional satu pekan terakhir terjadi penurunan kasus yang cukup besar yaitu sebanyak 23,3 persen. Bahkan, angka kematian di pekan ini juga mengalami penurunan yang cukup besar yaitu 31,9 persen," ujar Wiku saat mengisi konferensi virtual FMB9 bertema Hidup Baru Patuh protokol kesehatan (Prokes), Kamis (14/10).

Ia menambahkan, perbaikan kondisi level risiko (penularan Covid-19) berbagai tempat dan daerah di Indonesia termasuk Bali tentunya bisa dimulai secara perlahan melakukan relaksasi. Ia menambahkan, salah satu bentuk relaksasinya adalah mulai dibukanya akses masuknya turis asing ke Bali secara bertahap. Tak asal membuka pintu, Wiku mengeklaim persiapan yang matang telah dilakukan, baik dari pihak hotel, masyarakatnya agar pelaksanaannya betul-betul dapat berjalan dengan baik. Tak hanya itu, pihaknya akan awasi dan amati perkembangannya. Kemudian direview setiap pekan. 

"Ini semua butuh kerja sama pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta seluruh masyarakat. Manfaatkan kondisi yang baik ini dengan hati-hati memulai aktivitas sosial ekonominya, termasuk membuka pintu untuk wisatawan," katanya.

Kendati demikian, dia melanjutkan, jika terjadi kemudian terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Bali usai pintu masuk untuk asing dibuka maka pihaknya  telah melakukan persiapan. Wiku menjelaskan, pengalaman saat menghadapi lonjakan kasus Covid-19 di gelombang kedua membuat fasilitas kesehatan yang beroperasi saat ini semakin siap daripada sebelumnya. Tak hanya itu, ia menyebutkan pemerintah memiliki fasilitas isolasi terpusat dan fasilitas karantina. Ia menegaskan, seluruh persiapan infrastruktur tetap tersedia meski saat kasus Covid-19 relatif rendah.  "Tetapi kami harapkan tak terjadi lonjakan kasus Covid-19. Maka dari itu kami selalu awasi dan cermati setiap saat," katanya.

Tak hanya di Bali, ia mengaku relaksasi secara bertahap juga dilakukan di daerah-daerah yang berhasil menurunkan kasus Covid-19 dan statusnya turun, misalnya yang awalnya di level 3 kemudian turun ke 2, atau level 2 yang turun ke 1. Level status yang berbeda ini, dia melanjutkan, membuat relaksasi aktivitas yang diperbolehkan berbeda.  "Jadi, kondisinya fleksibel, tak kaku. Kalau kondisinya membaik maka relaksasinya lebih banyak," ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah telah mempersiapkan pembukaan penerbangan internasional ke Bali. Rencananya pembukaan tersebut akan mulai dilakukan pada 14 Oktober 2021 mendatang.  Terdapat 18 negara yang disampaikan dapat masuk ke Bali untuk pariwisata dalam masa pandemi virus corona (Covid-19).

"Pembukaan penerbangan internasional ke Bali yang akan dilakukan pada pekan ini diharapkan mampu untuk memulihkan ekonomi Bali secara bertahap," ujar Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat konferensi pers, Senin (11/10). 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement