Kamis 14 Oct 2021 19:41 WIB

Jelang Penutupan PON XX, Prokes Terus Ditingkatkan

Hingga Kamis (14/10) pukul 18.00 WIT, 125 atlet dan ofisial positif Covid-19

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Satgas Prokes membagikan masker kepada warga yang mengantre untuk masuk menyaksikan pertandingan cabang olahraga futsal PON XX Papua di Gor SP 2, Kabupaten Mimika, Jumat (1/10/2021).
Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Satgas Prokes membagikan masker kepada warga yang mengantre untuk masuk menyaksikan pertandingan cabang olahraga futsal PON XX Papua di Gor SP 2, Kabupaten Mimika, Jumat (1/10/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Juru Bicara Satgas Covid-19 Papua, dr Silawanus Sumule memastikan pihaknya akan memperketat protokol kesehatan pada saat upacara penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX pada Sabtu (16/10) nanti. Salah satu upaya yang telah dilakukan dengan mengerahkan 50 dari total 118 relawan Satgas Prokes untuk turut mengendalikan prokes selama acara berlangsung. Sebanyak 2 juta masker juga sudah dibagikan kepada para untuk penguatan penyelenggaraan PON XX Papua.

"Pengetatan protokol kesehatan saat upacara penutupan PON XX masih sama dengan upacara pembukaan PON XX, bahkan akan lebih diperketat," kata Silwanus saat dikonfirmasi, Kamis (14/10).

Silwanus mengatakan, hingga Kamis (14/10) pukul 18.00 WIT, terkonfirmasi 125 atlet dan ofisial dinyatakan positif Covid-19. Sebanyak 71 orang masih menjalani rawat inap, kemudian 54 lainnya sudah dinyatakan negatif."Berita baiknya, dari 125 orang itu semuanya tidak bergejala," ujarnya.

Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, perlu kerjasama semua pihak untuk mencegah penularan Covid-19 selama penyelenggaraan Pekan Olahraha Nasional (PON) XX Papua. Saat ini, katanya, sudah ada standar operasional prosedur (SOP) terkait protokol kesehatan selama penyelenggaraan PON 2021 di Papua.

"Kami terus berupaya agar protokol kesehatan diterapkan sebaik mungkin pemerintah terus melakukan mekanisme buble yakni kontrol penuh terhadap atlet, ketika ada kasus maka lebih mudah pelacakan, " kata Nadia dikutip Kamis (14/10).

Nadia menjelaskan dengan sistem buble yang diterapkan pada PON tahun ini, para atlet dan ofisial benar-benar dibatasi pergerakan atau mobilitasnya selama berada di Papua. Mereka hanya berpergian dari hotel atau tempat menginap menuju venue atau stadion, begitu pula sebaliknya.

Sebelumnya, Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan untuk mencegah meluasnya kasus Covid-19 pada saat penyelenggaraan PON XX, pemerintah terus memantau seluruh pihak yang terlibat PON XX, bahkan yang sudah menyelesaikan kegiatan dan pulang ke daerah asal.

Pemerintah telah menerbitkan Adendum Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 17 Tahun 2021 yang mewajibkan seluruh kontingen PON XX untuk tes PCR ulang setibanya di daerah kepulangan.

Kontingen juga wajib menjalani masa karantina selama 5 hari di fasilitas isolasi terpusat yang disediakan pemerintah daerah dengan biaya ditanggung pemerintah daerah (pemda). "Dengan tambahan jika hasil pertama negatif, maka di hari keempat karantina wajib melakukan tes PCR ulang. Jika ditemukan hasil positif di salah satu tes, maka wajib kontingen menjalani isolasi atau perawatan di rumah sakit rujukan Covid-19 terdekat," tuturnya.

PON Papua berlangsung pada 2-15 Oktober 2021 dengan mempertandingkan 37 cabang olah raga yang dibagi pelaksanaannya di empat daerah, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke. Meski baru dibuka pada 2 Oktober kemarin, ada beberapa cabang olahraga yang sudah memulai jalannya kompetisi dan perebutan medali sejak pertengahan September lalu.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement