REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Mantan pelatih Mike Tyson, Teddy Atlas mengomentari keputusan Deontay Wilder yang tidak melakukan jabat tangan kepada Tyson Fury selepas kekalahan KO pada perebutan gelar tinju kelas berat dunia WBC akhir pekan lalu.
Menurut Teddy Atlas, keputusan Wilder patut dihormati meski banyak orang menilai ini bukanlah akhir dari yang mereka inginkan.
"Ada sesuatu yang bisa dikatakan tentang menjadi seorang pecundang," kata Atlas kepada Submission Radio dilansir Middleeasy, Kamis (14/10).
Pertarungan antara Fury kontra Wilder merupakan duel yang sangat dinanti oleh para pecinta tinju dunia. Namun, pada partai terakhir Wilder harus mengakui kehebatan lawannya Fury dengan menyerah KO pada ronde ke-11.
Hal ini juga menjadi kekalahan kali kedua dari tiga pertarungan antara Wilder dengan the Gypsy King, julukan bagi petinju asal Inggris Tyson Fury.
Akan tetapi adegan akhir pada pertemuan trilogi Fury versus Wilder tak berujung pada pelukan hangat. Fury yang bermaksud untuk memberikan rasa hormat justru dimentahkan oleh petarung berpaspor Amerika Serikat tersebut, Wilder menolak untuk memberikan salam.
"Saya tidak mengatakan jangan menjadi pria terhormat. Tapi ada sesuatu yang bisa dikatakan tentang menjadi terlalu ramah, menyerah terlalu mudah, terlalu santai, seolah-olah itu tidak terlalu penting. Dan ada sesuatu yang bisa dikatakan tentang itu," sambung dia.
Wilder sejatinya memberikan perlawanan sengit kepada Fury, sebelum akhirnya roboh pada ronde ke-11. Tetapi, namanya tercoreng oleh sikap tidak sportifnya usai pertarungan.