REPUBLIKA.CO.ID, PESISIR SELATAN -- Sebanyak 20 ton kerapu dari keramba apung di Mandeh, Pesisir Selatan, Sumatra Barat, diekspor ke Hong Kong. Ekspor kerapu dari Sumbar ini merupakan yang pertama sejak pandemi covid-19.
"Ekonomi dunia mulai bergerak lagi. Permintaan ikan kerapu dari beberapa negara terutama dari Hongkong mulai masuk sehingga nelayan kembali bergairah," kata Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, Kamis (14/10).
Wagub menilai potensi kelautan Sumbar masih banyak yang bisa dikelola untuk meningkatkan perekonomian masyarakat terutama nelayan. Apalagi permintaan komoditas ikan seperti kerapu dan ikan hias dari beberapa negara masih tetap tinggi sehingga potensi ekspor juga terbuka luas.
"Ke depan kita akan membina lebih banyak lagi nelayan agar bisa memanfaatkan potensi kelautan yang sangat besar sehingga Sumbar juga bisa berkontribusi terhadap nilai ekspor Indonesia," ujarnya.
Perwakilan PT Andalas Samudra Sejati, Adi, mengatakan jenis ikan kerapu yang diekspor adalah cantik dan cantang. Dua jenis kerapu ini dipanen dari sekitar 100 lubang keramba.
"Ikan yang diekspor seberat 5 ons hingga satu kilogram," kata Adi. Nilai ekspor dari 20 ton ikan kerapu tersebut sekitar 150 ribu dolar AS.