Kamis 14 Oct 2021 21:02 WIB

Dorong Ekowisata, Nindya Karya Bangun Infrastruktur Bunaken

Bunaken ditata agar tampil lebih menarik bagi wisatawan.

 Tepian pantai di Bunaken, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (ilustrasi). PT Ninda Karya melakukan penataan kawasan Bunaken.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Tepian pantai di Bunaken, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (ilustrasi). PT Ninda Karya melakukan penataan kawasan Bunaken.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Site Engineering Manager PT Nindya Karya, Erik Prima, optimistis pembangunan infrastruktur di Taman Nasional Bunaken di Kota Manado, Sulawesi Utara, akan mendorong ekowisata di kawasan tersebut.

"Itu harapan kami agar ekowisata di daerah tersebut akan terus bertumbuh," kata Erik di Manado, Kamis (14/10).

Baca Juga

Dia optimistis penataan kawasan Taman Nasional Bunakenakan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di wilayah itu. Ada beberapa proyek yang dibangun PT Nindya Karya di kawasan itu. Mulai dari tempat pembuangan sampah, saluran drainase berbasis pipa, gerbang Bunaken, dermaga, galeri wisata, dan terminal orang.

"Jadi kita tata sedemikian rupa kawasan Bunaken agar tampil lebih menarik bagi wisatawan," ujar Erik.

Erik memberikan apresiasi kepada masyarakat di kawasan itu yang ikut berpartisipasi dalam pengerjaan proyek. "Kami mengundang tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Bunaken, kemudian kami ditawarkan ada pekerjaan, selanjutnya masyarakat yang kerjakan sesuai dengan mutu," kata dia.

Pekerjaan yang dilakukan masyarakat ini, lanjut dia, memberikan dampak cukup besar bagi perekonomian masyarakat yang sementara ini masih terdampakpandemi Covid-19. Meski dikerjakan oleh masyarakat, kata dia, tapi pengawasan tetap menjadi perhatian utama PT Nindya Karya.

"Kira-kira untuk pengerjaan fisiknya sudah mencapai 30 persen, kita tinggal menunggu pengerjaan utama yaitu pembangunan dermaga," ujar Erick.

Kawasan Taman Nasional Bunaken, menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Provinsi Sulawesi Utara, dengan jualan utamanya adalah wisata bawah laut.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement