REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Hampir setengah dari semua korban kejahatan kebencian di Inggris dan Wales antara Maret 2020 hingga Maret 2021 merupakan kelompok Muslim, menurut statistik baru yang dirilis oleh Home Office, Departemen Dalam Negeri badan intelijen Inggris.
Kejahatan ujaran kebencian secara keseluruhan naik 9 persen setelah polisi mencatat 124.091 kasus antara Maret 2020 dan Maret 2021, menurut data terbaru. Kejahatan kebencian bermotivasi rasial adalah mayoritas dari kasus keseluruhan karena meningkat 12 persen menjadi 85.668 pelanggaran.
Jumlah kejahatan kebencian terhadap agama mencapai 6.377, dengan hampir setengahnya menargetkan para Muslim. “Pada periode Maret 2021 hanya di bawah setengah (45 persen) dari pelanggaran kejahatan rasial agama dilakukan terhadap Muslim (2.703 pelanggaran),” kata pernyataan dari Home Office.
Kelompok kedua yang paling banyak terkena serangan adalah orang-orang Yahudi sebanyak 22 persen. Muslim telah menjadi target peningkatan serangan Islamofobia sejak serangan teror 11 September di Amerika Serikat (AS) dan serangan teror 7 Juli di Inggris.
Dewan Kepala Kepolisian Nasional mengatakan pihaknya “bekerja dengan pasukan keamanan untuk membantu mereka memahami dan meningkatkan layanan yang mereka berikan kepada para korban.”
Polisi Metropolitan London mencatat jumlah tertinggi pelanggaran rasial yang diperburuk oleh kebencian pada 2020 dengan 15.101 insiden di mana terjadi kenaikan 7 persen dari tahun sebelumnya.