REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Dalam laporan neraca keuangan terakhir Barcelona, presiden Joan Laporta menyebut, klub asal Katalan itu terlilit hutang hingga mencapai 1,35 miliar euro.
Tidak hanya itu, total kerugian yang dialami Barcelona mencapai 481 juta euro dengan kekayaan bersih sekitar 451 juta euro. Akibatnya, Barcelona gagal mengikat Lionel Messi dengan kontrak baru.
Begitu pula dengan keputusan melepas pemain, terutama yang memiliki gaji tinggi, demi bisa meringankan beban keuangan klub.
Sejumlah pihak, termasuk Laporta, menilai, carut-marutnya kondisi keuangan Barcelona tidak terlepas dari mismanajemen yang dilakukan jajaran manajemen Barca di bawah kepemimpinan Joseph Maria Bartemou.
Perekrutan pemain yang sembrono, ditambah dengan memberikan gaji tinggi, tanpa diiringi dengan kontribusi maksimal di atas lapangan menjadi salah satu blunder yang dilakukan Barcelona di bawah rezim kepemimpinan Bartemou.
Ujungnya, hutang terbesar Barcelona terletak pada pos gaji pemain. Bartemou, yang menjabat sebagai Presiden Barcelona pada 2014 hingga 2020, akhirnya angkat bicara soal alasan memburuknya kondisi keuangan klub, terutama pada tahun anggaran 2020/2021.
Pandemi Covid-19, tutur Bartemou, begitu memukul neraca keuangan Blaugrana. Secara khusus, Bartemou menyebut, akibat pandemi Covid-19, Barcelona kehilangan pemasukan sebesar 225 juta euro.
''Kami ingin menekankan dampak Pandemi Covid-19 terhadap keuangan klub. Bukan hanya pada musim ini. Semuanya berawal pada Maret 2020. Tiba-tiba, pemasukan klub menurun drastis.”
“Klub tidak bisa mendapatkan uang yang cukup untuk membayar gaji pemain, bahkan untuk membayar keperluan operasional,'' kata Bartemou dalam wawancara dengan Sport, Jumat (15/10).
Kendati begitu, pengusaha asal Spanyol, yang akhirnya mengundurkan diri sebagai Presiden Barcelona pada Oktober 2020, menegaskan, kondisi keuangan Barcelona tidak seserius yang diungkapkan Laporta.
''Apa yang ingin kami tekankan adalah kondisinya tidak seserius seperti yang diungkan manajemen klub saat ini. Namun, situasi ini disebabkan oleh pandemi Covid-19,'' ujar sosok yang menggantikan Sandro Rosell pada 2004 tersebut.