REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK - Masyarakat Badui di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten yang menjadi korban kebakaran kini tinggal di tenda pengungsian. Menurut seorang warga bernama Mukri, mereka juga belum bisa ke ladang.
"Kami mau tinggal di mana lagi, karena rumah kami hangus terbakar hingga rata dengan tanah," kata pria yang tinggal di Kampung Pencak Huni Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak itu, Jumat (15/10).
Kebakaran yang menimpa dirinya dan tetangga menyebabkan rumah mereka rata dengan tanah. Perabotan rumah tangga, pakaian, hingga beras tidak bisa diselamatkan.
Peristiwa kebakaran pada Rabu (13/10) terjadi saat semua warga berada di ladang. "Kami berharap pemerintah bisa membantu kembali untuk pembangunan rumah," kata Mukri.
Korban kebakaran lainya, Naldi (30), mengaku dirinya bersama istri dan anaknya yang masih balita kini tinggal di tenda pengungsian.
Saat ini, anak balitanya terus menangis karena kondisi tenda panas di siang hari dan jika malam hari mereka kedinginan.
"Kami berharap rumah yang terbakar itu bisa kembali dibangun sehingga keluarga tinggal nyaman dan aman," harapnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan kebakaran di Kampung Pencak Huni tercatat menghanguskan 16 rumah dan satu leuit atau rumah lumbung. Diperkirakan kerugian material akibat kebakaran itu sekitar Rp 820 juta.
Warga korban kebakaran sebanyak 24 kepala keluarga (KK) dengan 83 jiwa tinggal di tenda pengungsian. BPBD Lebak, instansi lain, juga perusahaan swasta menyalurkan bantuan bahan pokok dan keperluan lainnya. "Semua warga korban kebakaran terpenuhi untuk kebutuhan hidup di tenda pengungsian," kata Febby.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lebak Eka Dharmana Putra mengatakan pihaknya akan mengusulkan pada Kementerian Sosial agar korba kebakaran mendapatkan bantuan pembangunan rumah. "Kami berharap dalam waktu dekat ini bisa kembali dibangun rumah warga korban kebakaran," terangnya.
Baca juga : Prancis Tutup Masjid dengan Tuduhan Sebarkan Radikalisme