REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) akan kembali mengevakuasi warganya dan beberapa orang yang memohon visa AS dari Afghanistan sebelum akhir tahun, menurut sebuah laporan.
The Wall Street Journal pada Rabu mengatakan bahwa deplu AS berencana melakukan beberapa penerbangan mingguan dan memusatkan upaya evakuasi melalui Qatar, mengutip seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri.
"Segera setelah kami memiliki kombinasi yang tepat antara dokumentasi dan logistik, kami akan melanjutkannya lagi," kata pejabat itu kepada harian tersebut. Berita itu muncul beberapa hari setelah delegasi AS mengadakan diskusi "terus terang dan profesional" dengan Taliban di Qatar.
Delegasi antarlembaga AS bertemu dengan perwakilan senior Taliban di Doha pada Sabtu dan Minggu -- pertemuan pertama kali mereka sejak penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada Agustus. “Delegasi AS berfokus pada masalah keamanan dan terorisme dan perjalanan yang aman bagi warga AS, warga negara asing lainnya dan mitra Afghanistan kami,” kata deplu AS.
Taliban merebut kembali pemerintahan Kabul pada 15 Agustus setelah pemerintahan sebelumnya yang didukung Barat runtuh dan para pejabatnya melarikan diri dari negara itu.
Pengambilalihan menjelang penarikan penuh AS pada 31 Agustus mengirim gelombang kejutan di seluruh negeri, mendorong ribuan warga Afghanistan melarikan diri dengan penerbangan AS yang terbatas. AS menerbangkan 123 ribu orang ke luar negeri, termasuk 6.000 orang Amerika.
Taliban sebelumnya memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001, sebelum pasukan asing pimpinan AS menyerbu al-Qaeda dan kelompok militan lainnya.