REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN-- Iran telah mengirim surat kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang memperingatkan Israel terhadap spekulasi sikap militer melawan negara itu. Pernyataan itu muncul usai Israel mengungkapkan peluangnya menyerang menyerang Iran sebagai upaya terakhir untuk menghentikan program nuklir negara itu.
"Kami memperingatkan rezim Zionis terhadap kesalahan perhitungan atau petualangan militer yang menargetkan Iran dan program nuklirnya,” tulis duta besar Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi, merujuk pada Israel.
Surat tersebut telah disampaikan pada Kamis (14/10) dan dicetak di Kantor Berita Iran Tasnim. Ravanchi mengatakan Israel telah mengambil ancaman provokatif dan petualangannya ke tingkat yang mengkhawatirkan dalam beberapa bulan terakhir.
Padahal, Ravanchi menyatakan, pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ingin melanjutkan pembicaraan nuklir. Iran pun sedang membuat persiapan untuk kembali ke Wina untuk negosiasi menghidupkan kembali Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) 2015 pekan depan.
"Ancaman sistematis dan eksplisit oleh rezim Zionis ... membuktikan bahwa mereka bertanggung jawab atas serangan teroris terhadap program nuklir damai [Iran] di masa lalu," ujar Ravanchi dikutip dari SputnikNews.
Badan intelijen Israel Mossad telah dipersalahkan atas serangkaian pengeboman misterius dan kecelakaan program nuklir Iran dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu yang menyita perhatian adalah pembunuhan siang hari terhadap salah satu ilmuwan nuklir paling senior Iran, Mohsen Fakhrizadeh, di jalan raya di luar Teheran pada November tahun lalu.
Pemerintah Israel sangat kritis terhadap kesepakatan nuklir 2015, dengan mengatakan itu tidak akan menghentikan Iran untuk memperoleh senjata nuklir. Tel Aviv memperingatkan bahwa peningkatan volume dan kemurnian uranium yang diperkaya menunjukkan bahaya yang meningkat dari Teheran.