REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja impor barang selama bulan September 2021 mengalami penurunan secara bulanan (month to month/mtm) yakni 2,67 persen menjadi 16,23 miliar dolar AS. Laju penurunan itu terjadi baik untuk barang konsumsi, bahan baku, hingga barang modal.
Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Latif Adam, mengatakan, meskipun neraca perdagangan pada bulan lalu masih mencatatkan surplus 4,37 miliar dolar AS, turunnya nilai impor mesti menjadi perhatian. Terutama untuk penurunan impor bahan baku sebesar 2,27 persen menjadi 12,09 miliar dolar AS dan penurunan impor barang modal 2,66 persen menjadi 2,35 miliar dolar AS. Dua kelompok barang itu menjadi indikator penting terkait geliat industri di dalam negeri.
"Surplus dagang itu tidak selalu memberikan sinyal yang bagus apalagi kita tahu impor bahan baku dan barang modal turun. Itu bisa menjadi sinyal kemungkinan besar industri kita belum pulih seperti sebelum pandemi," kata Latif kepada Republika.co.id, Jumat (15/10).
Meskipun secara tahunan (year on year/yoy), nilai impor kedua kelompok tersebut masih mencatatkan kenaikan 45,46 persen untuk bahan baku dan 10,07 persen untuk barang modal, tetap membutuhkan perhatian serius.