Sabtu 16 Oct 2021 02:02 WIB

Rionny: Pemain Tim Uber Indonesia Belum Bisa Atasi Tekanan

PBSI akan melakukan evaluasi lebih dalam terhadap permainan pemain tunggal putri.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky.
Foto: DOK PBSI
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky.

REPUBLIKA.CO.ID, AARHUS -- Kekalahan 2-3 tim bulu tangkis beregu putri Indonesia dari Thailand di babak perempat final Piala Uber 2020 harus menjadi pelajaran berharga bagi pemain tim Merah-Putih, terutama di sektor tunggal. Trio pemain tunggal putri belum mampu menyumbangkan angka kemenangan dalam laga di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Kamis (14/10).

Menurut Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky, sektor tunggal dinilai gagal menampilkan performa terbaik dan menyumbang angka. Padahal dari awal, dirinya sangat mengharapkan pemain tunggal pertama Gregoria Mariska Tunjung bisa menyumbang poin yang sangat menentukan bagi perjalanan tim Uber Indonesia.

"Sangat disayangkan Gregoria malah kalah. Padahal dia membuka permainan dengan meyakinkan. Dia awalnya bisa mengontrol dan menang," ujar Rionny di Hotel Scandic, Aarhus, Jumat (15/10).

Karena sebuah kesalahan di gim kedua, permainan Gregoria jadi hilang. Menurut Rionny anak didiknya lalu bermain penuh tekanan. Permainannya mengikuti pola lawan dan tidak bisa keluar dari tekanan.

"Ini catatan buat saya. Kenapa dia tidak bisa mengatasi tekanan. Padahal dia diharapkan bisa menyumbang poin. Gregoria itu harapan kita," sebut Rionny

Untuk Putri Kusuma Wardani dan Ester Nurumi Tri Wardoyo juga hampir mirip. Mereka tidak bisa keluar dari tekanan.

"Pressure Putri KW terlalu berat. Di gim kedua sebenarnya bisa mengatasi keadaan dan memimpin dalam pengumpulan poin. Namun karena kesalahan sendiri dan hilang sampai lima poin, memberi angin kepada lawan untuk bangkit. Meski dia bisa menyusul, finishing-nya di gim kedua tidak bagus. Dua kesalahan smash karena terburu-buru, menyangkut net," jelas Rionny.

Untuk Ester, lanjut Rionny, gim pertama bisa bermain bagus. Bisa membuat setting. Namun karena tak bisa mengatasi tekanan, Ester gagal. Sebagai sesama pemain muda melawan wakil Thailand, siapa yang bisa menguasai tekanan lebih baik, dialah yang akan menang.

"Sayang Ester tak bisa keluar dari tekanan. Ini juga karena pengaruh jam terbang. Di gim kedua, lawan benar-benar mengontrol permainan dan Ester jadi susah untuk bangkit," kata Rionny.

Dengan kegagalan tersebut, Rionny menyebut akan melakukan evaluasi lebih dalam terhadap permainan pemain tunggal putri. Pasalnya, sebagai pemain muda, perjalanan mereka ke depan masih panjang.

"Kita tidak bisa bilang lagi kalah tidak apa-apa. Harus segera diperbaiki benar-benar. Dicari kenapa kalah dan tidak bisa mengelola tekanan di lapangan. Karena ketiga pemain ini adalah harapan kita di tunggal putri Indonesia," tegas Rionny.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement