Jumat 15 Oct 2021 23:45 WIB

Dinkes Gunung Kidul Tangani Klaster Covid Ponpes Karangmojo

Belasan santri ponpes di Kecamatan Karangmojo terkonfirmasi positif Covid-19

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Covid 19 (ilustrasi). Belasan santri ponpes di Kecamatan Karangmojo terkonfirmasi positif Covid-19.
Foto: Max Pixel
Covid 19 (ilustrasi). Belasan santri ponpes di Kecamatan Karangmojo terkonfirmasi positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya meminimalisir penularan Covid-19 baru. Salah satunya dari klaster pondok pesantren (ponpes) yang berada di Kecamatan Karangmojo.

Kepala Dinkes Gunung Kidul Dewi Irawaty memastikan 17 santri yang terpapar sudah menjalani isolasi mandiri (isoman) di lingkungan ponpes. Setelah diketahui salah satu santri terkonfirmasi Covid-19, petugas langsung melakukan penelusuran dan melokalisir penyebaran Covid-19.

Baca Juga

"Hasilnya, 17 santri terkonfirmasi Covid-19. Saat ini mereka menjalani isolasi di dalam ponpes tapi lokasinya terpisah dari santri lainnya," kata Dewi, Jumat (15/10).

Ia mengatakan 17 santri tersebut dalam kondisi baik dengan gejala ringan. Kondisi mereka dipantau pihak ponpes hingga Puskesmas Karangmojo. Meski demikian, Dewi tetap meminta ponpes menghentikan sementara seluruh kegiatan meliputi aktivitas belajar mengajar hingga kegiatan keagamaan.

"Kami minta dihentikan dulu sampai karantina para santri selesai," katanya.

Menurut Dewi, awal mula klaster diketahui dari Puskesmas Ponjong 2, di mana salah satu santri dari ponpes memiliki gejala serupa Covid-19. Puskesmas langsung menghubungi Puskesmas Karangmojo 1 karena ponpes tersebut masuk dalam wilayah penanganan Puskesmas Karangmojo 1.

Begitu informasi didapat, penelusuran dan pemeriksaan terhadap seluruh santri langsung dilakukan. Akhirnya didapat 17 santri dengan hasil konfirmasi positif. "Proses penelusuran masih terus berjalan, mudah-mudahan tidak ada tambahan lagi," terang Dewi

Kepala Desa Karangmojo, Supriyo, mengatakan klaster ponpes di wilayahnya itu bermula dari salah satu pengasuh. Hal itu ia ketahui dari informasi yang diterima. Pengasuh tersebut diketahui baru kembali dari perjalanan ke Jawa Timur.

Saat kembali ke ponpes, yang bersangkutan mengalami gejala flu. "Beberapa hari kemudian ada santri yang tidak bisa mencium bau," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement