Sabtu 16 Oct 2021 04:50 WIB

Apple Hapus Aplikasi Alquran Paling Populer

Aplikasi Quran Majeed dihapus di China secara lokal

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nashih Nashrullah
Aplikasi Quran Majeed dihapus di China secara lokal. Alquran (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Aplikasi Quran Majeed dihapus di China secara lokal. Alquran (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK— Apple telah menghapus salah satu aplikasi Alquran paling populer di dunia di China. Keputusan itu merupakan permintaan dari pejabat China. 

Aplikasi Quran Majeed tersedia di seluruh dunia di App Store, yang memiliki hampir 150 ribu ulasan. Pun aplikasi ini digunakan oleh jutaan Muslim. 

Baca Juga

BBC melaporkan bahwa aplikasi itu dihapus karena diduga menampung teks-teks keagamaan ilegal. Pemerintah China belum menanggapi permintaan komentar dari BBC, Jumat (15/10).

Penghapusan aplikasi pertama kali diketahui Apple Censorship, yaitu sebuah situs web yang memantau aplikasi di App Store Apple secara global.

Dalam sebuah pernyataan dari pembuat aplikasi, PDMS menjelaskan bahwa Apple beralasan aplikasi Quran Majeed dihapus karena berisi konten yang ilegal.

"Kami mencoba untuk berhubungan dengan Administrasi Cyberspace China dan otoritas China terkait untuk menyelesaikan masalah ini,” kata pernyataan PDMS dilansir BBC, Jumat (15/10).

Perusahaan itu mengatakan memiliki hampir satu juta pengguna di China. Partai Komunis China secara resmi mengakui Islam sebagai agama di negara tersebut.

Namun, China telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, bahkan genosida, terhadap kelompok etnis Uighur yang sebagian besar Muslim di Xinjiang. 

Pada awal tahun ini, para imam Uyghur telah menjadi sasaran dalam tindakan keras di Xinjiang China.

Apple menolak berkomentar, tetapi mengarahkan BBC ke Kebijakan Hak Asasi Manusianya, yang menyatakan, “Kami diharuskan mematuhi undang-undang setempat, dan terkadang ada masalah kompleks yang mungkin tidak kami setujui dengan pemerintah."

Namun, tidak jelas aturan apa yang dilanggar aplikasi itu di China. Quran Majeed mengatakan aplikasinya digunakan  lebih dari 35 juta Muslim di seluruh dunia.

Pada bulan lalu, Apple dan Google menghapus aplikasi pemungutan suara taktis yang dirancang pemimpin oposisi Rusia, yang dipenjara Alexei Navalny. 

Pihak berwenang Rusia  mengancam mendenda kedua perusahaan itu jika mereka menolak menghapus aplikasi tersebut.

China adalah salah satu pasar terbesar Apple, dan rantai pasokan perusahaan sangat bergantung pada manufaktur China. Kepala eksekutif Apple, Tim Cook dituduh munafik di Amerika Serikat, karena berbicara tentang politik Amerika tetapi tetap diam tentang China. 

Cook mengkritik larangan Donald Trump terhadap tujuh negara mayoritas Muslim pada 2017. Namun, dia juga dituduh mematuhi pemerintah China atas penyensoran, dan tidak secara terbuka mengkritiknya atas perlakuannya terhadap minoritas Muslim.

The New York Times melaporkan bahwa Apple menghapus aplikasi di China, jika dianggap terlarang oleh pemerintah China. 

Direktur proyek di Apple Censorship, Benjamin Ismail mengatakan Apple sedang diubah menjadi biro sensor Beijing. "Mereka perlu melakukan hal yang benar, dan kemudian menghadapi reaksi apa pun dari pemerintah China,” ujar Ismail.

Microsoft mengatakan menutup jaringan sosialnya, LinkedIn di China, Kamis (14/10). Keputusan itu diambil setelah situs jejaring karir itu menghadapi pertanyaan karena memblokir profil beberapa jurnalis. 

 

Sumber: bbc 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement