Sabtu 16 Oct 2021 06:25 WIB

Qatar Desak Semua Pihak di Lebanon Hindari Kekerasan

Qatar mendesak pihak-pihak di Lebanon menahan diri setelah bentrokan bersenjata

Red: Christiyaningsih
Qatar mendesak pihak-pihak di Lebanon menahan diri setelah bentrokan bersenjata.
Qatar mendesak pihak-pihak di Lebanon menahan diri setelah bentrokan bersenjata.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA - Qatar mendesak pihak-pihak di Lebanon pada Kamis untuk menghindari kekerasan dan menahan diri setelah bentrokan bersenjata di Beirut menewaskan enam orang.

Menegaskan dukungan berkelanjutan negara Teluk ke Lebanon, Kementerian Luar Negeri Qatar meminta pihak-pihak Lebanon untuk memprioritaskan kepentingan nasional di atas kepentingan partisan dan politik. Kementerian juga menggarisbawahi perlunya upaya internasional bersama menemukan solusi efektif bagi krisis di Lebanon.

Baca Juga

Sebelumnya pria bersenjata tak dikenal menembaki pengunjuk rasa dari atap dekat Istana Kehakiman sehingga memaksa demonstran dan jurnalis untuk berlindung.

Bentrokan kemudian pecah antara pria bersenjata bertopeng dan penembak jitu yang menyebabkan enam orang tewas dan 32 lainnya terluka.

Protes diadakan untuk menuntut pencopotan Tarek Bitar, hakim yang memimpin penyelidikan ledakan pelabuhan Beirut tahun lalu, setelah pengadilan menolak complain terhadap sang hakim dan mengizinkan Bitar melanjutkan penyelidikan.

Dalam sebuah pernyataan bersama, Hizbullah dan Gerakan Amal menuduh "kelompok bersenjata" yang berafiliasi dengan Pasukan Lebanon, yang dipimpin oleh Samir Geagea, berada di balik serangan itu.

Protes dimulai beberapa jam setelah pengadilan menolak pengaduan terhadap Geagea dan mengizinkan hakim untuk melanjutkan penyelidikan. Menurut Palang Merah Lebanon, korban tewas mencapai enam orang dan lebih dari 30 orang terluka.

Ledakan pelabuhan Beirut pada Agustus 2020 menewaskan lebih dari 200 orang, melukai sekitar 6.000 orang, menyebabkan sekitar 300.000 kehilangan tempat tinggal, dan semakin melemahkan ekonomi Lebanon yang sudah rapuh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement