Sabtu 16 Oct 2021 03:15 WIB

Maulid Nabi: Bukti Muhammad SAW Dijaga dari Maksiat 

Allah SWT menjaga Muhammad SAW dari kesalahan jahiliyah

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT menjaga Muhammad SAW dari kesalahan jahiliyah. Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Allah SWT menjaga Muhammad SAW dari kesalahan jahiliyah. Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebelum menerima nubuwat, Nabi Muhammad SAW sempat ingin mengikuti kebiasaan orang-orang jahiliyah. Namun, keinginan tersebut dihalangi Allah SWT sehingga Nabi SAW tidak melakukannya. 

Hal itu diketahui berdasarkan riwayat Ibnu Atsir, dalam 'Sirah Nabawiyah' karya Syekh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri terbitan Pustaka Al-Kautsar. Riwayat ini disahihkan Al-Hakim dan didhaifkan Ibnu Katsir dalam Bidayah wa al-Nihayah. 

Baca Juga

Dalam riwayat tersebut dijelaskan, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak pernah terlintas dalam benakku suatu keinginan untuk mengikuti kebiasaan yang dilakukan orang-orang jahiliyah kecuali hanya dua kali.

Namun kemudian Allah menjadi penghalang antara diriku dan keinginan itu. Setelah itu aku tidak lagi berkeinginan sedikit pun hingga Allah memuliakan aku dengan risalah-Nya."

Masih dalam riwayat itu, disebutkan pula, bahwa Rasulullah SAW pernah berkata kepada seorang pemuda yang sedang menggembala kambing bersamaku, karena beliau ingin hendak masuk Makkah dan ingin mengobrol di sana seperti dilakukan para pemuda lain.

"Aku akan melaksanakannya," kata pemuda rekan Nabi SAW. Lalu Nabi SAW beranjak pergi dan di samping rumah pertama yang hendak dilewati di Makkah, beliau mendengar suara tabuhan rebana. Nabi pun bertanya ada apa ini. 

Dan ternyata saat itu sedang berlangsung sebuah pernikahan. Nabi SAW memang ikut duduk-duduk dan mendengarkan. Namun Allah menutup telinga Nabi Muhammad dan beliau pun tertidur, hingga kemudian terbangun karena sengatan matahari keesokan harinya. 

"Aku kembali menemui rekanku dan dia langsung menanyakan keadaanku. Maka aku mengabarkan apa yang terjadi. Pada malam lainnya aku berkata seperti itu juga, berbuat hal yang sama. Namun lagi-lagi aku mengalami kejadian yang sama seperti malam sebelumnya. Maka setelah itu aku tidak lagi ingin berbuat hal yang buruk." 

Karena itu, Rasulullah SAW di masa pertumbuhannya memang ditakdirkan terpelihara. Jika ada kecenderungan jiwa yang tiba-tiba ingin menikmati sebagian kesenangan dunia atau ingin mengikuti sebagian tradisi yang tidak baik, maka Allah memberikan pertolongan sebagai pembatas antara diri beliau dan kecenderungan untuk menikmati kesenangan itu.   

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement