REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan asal Jepang, Mitsubishi Tanabe Pharma, bekerja sama dengan Philip Morris International berencana meluncurkan vaksin pertama Covid-19 dari bahan nabati. Mereka mengklaim, vaksin dari tanaman tembakau tersebut kelak dapat diproduksi dengan biaya yang lebih terjangkau.
Selain itu, vaksin berbasis tumbuhan disebut dapat lebih mudah untuk dibawa dan disimpan dibandingkan vaksin Covid-19 pada umumnya. Toshifumi Tada, Manajer Pengembangan Bisnis Vaksin Mitsubishi Tanabe Pharma, mengatakan bahwa anak perusahaan Medicago yang beroperasi di Quebec akan mengajukan izin penggunaan darurat di Kanada untuk kandidat vaksin nabatinya pada akhir 2021.
Tada menyebut bahwa kemungkinan permintaan global terhadap vaksin Covid-19 akan tetap tinggi. Apalagi, berbagai varian baru dari virus yang terus muncul.
"Seperti vaksin flu, kami melihat permintaan vaksin Covid-19 tidak akan menghilang, masih banyak ketidakpastian akan permintaan baru," ujar Tada, dilansir California Times, Jumat (15/10).
Vaksin nebati hingga saat ini belum disetujui untuk digunakan pada manusia. Namun, para pendukung teknologi ini telah menyatakan bahwa vaksin tersebut menarik karena pertumbuhan daun tanaman yang cepat, memperpendek proses pembuatan dan mengurangi biaya produksi.
Di samping itu, produksi yang lebih cepat juga mempermudah adaptasi untuk melawan strain baru Covid-19. Sebagai contoh, vaksin flu atau influenza musiman membutuhkan waktu sekitar delapan bulan hingga satu tahun untuk diproduksi.
Sementara itu, vaksin yang dikembangkan dari tanaman oleh Medicago dengan sokongan dana sebagian dari Pemerintah Kanada ini dapat diproduksi hanya dalam lima hingga delapan pekan. Vaksinnya juga dapat disimpan pada suhu antara dua hingga delapan derajat Celcius, sehingga tidak perlu dibekukan dalam perjalanan.