Sabtu 16 Oct 2021 05:35 WIB

Muslim Bangladesh Tuntut Aparat Tindak Aksi Penodaan Alquran

Penodaan simbol agama memperparah ketegangan Muslim dan Hindu di Bangladesh.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ilham Tirta
Muslim Bangladesh melakukan aksi protes (ilustrasi).
Foto: AP / Mahmud Hossain Opu
Muslim Bangladesh melakukan aksi protes (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Ratusan pengunjuk rasa bentrok dengan polisi di Dhaka, Bangladesh pada Jumat (15/10). Kelompok Muslim melakukan demonstrasi terhadap dugaan penodaan Alquran di sebuah festival Hindu awal pekan ini.

Protes dimulai dari masjid Baitul Mukarram dan berubah menjadi kekacauan ketika pengunjuk rasa mulai melemparkan batu bata ke aparat penegak hukum. Untuk membubarkan massa, pasukan keamanan menggunakan gas air mata dan meriam air. Akibat insiden tersebut, beberapa orang menderita luka.

Pemimpin Partai Religiopolitik Bangladesh, Khilafat Andolan memperingatkan akan ada protes berskala besar apabila pihak berwenang dinilai gagal mengusut kasus penodaan Alquran dan menghukum tersangka. Sejak Rabu (13/10), kerusuhan memang sudah terjadi ketika sebuah gambar Alquran ditempatkan di sebuah patung di kuil Hindu Bangladesh timur yang menjadi viral di media sosial.

Ini memicu insiden vandalisme di sejumlah kuil lain saat komunitas Hindu merayakan festival Durga Puja tahunan. Dilansir Anadolu Agency, Sabtu (16/10), kejadian itu mendorong pemerintah untuk meningkatkan keamanan di seluruh negeri.

Menurut pihak berwenang, sekitar 100 orang telah ditangkap sehubungan dengan serangan terhadap kuil-kuil Hindu. Salah satu insiden itu terjadi di sebuah kuil di distrik selatan Chandpur pada Rabu malam yang mematikan.

Setidaknya ada empat orang yang meninggal dan menyebabkan puluhan lain terluka. Pada Jumat (15/10), pengunjuk rasa menyerukan tindakan hukum atas pertumpahan darah di Chandpur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement