REPUBLIKA.CO.ID, KABUL — Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim berada di balik serangan bom yang terjadi di sebuah masjid di Provinsi Kandahar, Afghanistan. Masjid ini disebut sebagai rumah ibadah bagi Muslim Syiah.
Insiden terjadi saat para jamaah dalam masjid melaksanakan ibadah sholat Jumat. Sedikitnya 47 orang dilaporkan tewas dan 70 lainnya terluka.
Serangan bom terjadi hanya beberapa saat setelah insiden serupa terjadi di lembaga-lembaga keagamaan Afghanistan. Termasuk di antaranya adalah serangan di Masjid Gozar-e-Sayed Abad di Kunduz.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengutuk keras serangan teroris yang mengerikan terhadap Masjid Imam Bargah-e-Fatima. Pihaknya menggarisbawahi perlunya membawa pelaku serangan ke pengadilan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh DK PBB, para anggota menyatakan simpati dan belasungkawa terdalam kepada keluarga para korban. Anggota menegaskan kembali terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya merupakan salah satu ancaman paling serius bagi perdamaian dan keamanan internasional.
"Anggota Dewan Keamanan menggarisbawahi perlunya meminta pertanggungjawaban pelaku, pemodal, dan pendukung aksi terorisme tercela ini dan membawa mereka ke pengadilan," ujar pernyataan itu dilansir Ani News, Sabtu (16/10).
DK PBB mendesak semua negara, sesuai dengan kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional dan resolusi dewan yang relevan, untuk bekerja sama secara aktif dengan semua otoritas terkait dalam hal ini. Anggota Dewan Keamanan menegaskan kembali setiap tindakan terorisme adalah kriminal dan tidak dapat dibenarkan. Ini terlepas dari apapun motivasi mereka, di mana pun, kapan pun, dan oleh siapa pun yang melakukannya.