Sabtu 16 Oct 2021 15:32 WIB

Maulid Nabi: Kedermawanan Nabi Muhammad yang Patut Dicontoh

Keramahan Nabi Muhammad juga harus diteladani.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Hafil
Kedermawanan Nabi Muhammad yang Patut Dicontoh. Foto: Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: smileyandwest.ning.com
Kedermawanan Nabi Muhammad yang Patut Dicontoh. Foto: Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Sebagai utusan terakhir, Rasulullah memiliki sifat yang perlu dicontoh bagi pengikutnya. Di antara sifatnya adalah kedermawanan dan keramahannya.

Diriwayatkan dari Jabair bin Abdillah, “Nabi belum pernah dimintai oleh seseorang tentang sesuatu kemudian menjawabnya tidak,” (HR Muslim).

Baca Juga

Ibnul Jauzi mengatakan dalam Al-Wafa Kesempurnaan Pribadi Nabi Muhammad, beberapa contoh sifat kedermawanan dan keramahan Rasulullah tercantum dalam sejumlah hadits. Pertama dari Ibnu Abbas, ia berkata “Rasulullah adalah orang yang paling dermawan. Kedermawanan beliau sangat tampak ketika bulan Ramadhan, yaitu ketika bertemu malaikat Jibril. Setiap malam selama Ramadhan, beliau bertemu dengan malaikat Jibril untuk tadarus Alquran di hadapannya. Sungguh kebaikan Rasulullah lebih nikmat dirasakan daripada semilirnya angin yang sepoi-sepoi,” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad).

Dalam riwayat Muslim yang lain, disebutkan Anas menceritakan “Rasulullah tidak diminta sesuatu untuk kepentingan Islam kecuali beliau memberikannya. Suat saat, ada orang yang meminta-minta kepada Nabi. Beliau menyuruh sahabatnya untuk memberikan orang itu sejumlah harta yang banyak dari kantong zakat. Dengan membawa harta tersebut, kemudian orang itu pulang menemui kaumnya. Dia berkata ‘Wahai kaumku, masuk Islamlah kalian! Muhammad telah memberikan harta yang banyak. Sebuah pemberian yang diberikan oleh orang yang tidak takut akan kefakiran.’”

Jubair bin Muth’im menceritakan saat Rasulullah bersama para prajuritnya pulang dari perang Hunain, mereka dalam keadaan memakai tutup kepala. Tiba-tiba orang-orang Arab badui ramai meminta kepada beliau hingga beliau terseret ke samping Samurah. Samurah pun langsung menyambar selendang beliau.

Melihat adegan itu, Rasulullah berhenti sejenak dan berkata “Kembalikan selendangku! Apakah kalian takut aku berbuat kikir pada kalian? Seandainya aku punya banyak emas berlian, tentu aku akan membagikannya pada kalian karena aku bukanlah orang yang kikir, pendusta, ataupun pengecut,” (HR Bukhari dan Ahmad). 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَاٰتَيْنٰهُ الْاِنْجِيْلَ ەۙ وَجَعَلْنَا فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ رَأْفَةً وَّرَحْمَةً ۗوَرَهْبَانِيَّةَ ِۨابْتَدَعُوْهَا مَا كَتَبْنٰهَا عَلَيْهِمْ اِلَّا ابْتِغَاۤءَ رِضْوَانِ اللّٰهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا ۚفَاٰتَيْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْهُمْ اَجْرَهُمْ ۚ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Injil kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya. Mereka mengada-adakan rahbaniyyah, padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka (yang Kami wajibkan hanyalah) mencari keridaan Allah, tetapi tidak mereka pelihara dengan semestinya. Maka kepada orang-orang yang beriman di antara mereka Kami berikan pahalanya, dan banyak di antara mereka yang fasik.

(QS. Al-Hadid ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement