Ahad 17 Oct 2021 05:42 WIB

Gubernur Jabar Larang Kegiatan Susur Sungai

BPBD Jabar dan Wanadri diminta menyusun SOP kegiatan alam.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus raharjo
Petugas tim SAR dari BPBD Ciamis dengan dibantu warga membawa kantong jenazah korban tenggelam di Sungai Cileuer, Desa Utama, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021). Sebanyak 11 siswa MTS Harapan Baru tewas tenggelam dan dua orang kritis saat menjalani kegiatan pramuka susur sungai.
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Petugas tim SAR dari BPBD Ciamis dengan dibantu warga membawa kantong jenazah korban tenggelam di Sungai Cileuer, Desa Utama, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021). Sebanyak 11 siswa MTS Harapan Baru tewas tenggelam dan dua orang kritis saat menjalani kegiatan pramuka susur sungai.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyampaikan rasa duka atas meninggalnya 11 santri Madrasah Tsanawiyah (MTs) Harapan Baru Ponpes Cipasung Kabupaten Ciamis. Sebanyak 11 santri meninggal saat berkegiatan susur sungai di Sungai Cileueur.

Setelah mendengar kabar insiden tersebut, Ridwan Kamil pun, langsung melakukan takziah kepada keluarga salah satu santri yang wafat akibat insiden susur sungai di Kota Depok, Sabtu (16/10). Menurut Ridwan Kamil, ia melarang kegiatan susur sungai sampai standar operasional prosedur (SOP) tersusun secara komprehensif.

Ridwan Kamil juga meminta BPBD Jabar untuk menyusun SOP mengenai kegiatan alam dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan. "Saya melarang ada susur sungai di masa depan, kecuali sudah ada SOP yang jelas dari BPBD," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Sabtu (16/10).

Oleh karena itu, menurut Emil, ia minta kepada BPBD untuk menyusun sebuah SOP bagaimana kegiatan alam itu bisa dilaksanakan dengan tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan. "Mungkin BPBD, saya sudah minta dan berkoordinasi dengan pencinta alam profesional, seperti Wanadri, sehingga di masa depan tidak boleh terulang lagi hal-hal ini," katanya.

"Karena kehilangan satu nyawa itu tidak bisa tergantikan oleh apapun. Apalagi sekarang jumlahnya tidak sedikit," imbuhnya.

Emil pun meminta kepala daerah dan Kementerian Agama Provinsi Jabar untuk evaluasi kegiatan pembelajaran tatap muka melalui tahapan yang ketat. Termasuk kegiatan susur sungai yang sudah menelan korban jiwa.

 

"Saya sudah minta sesuai kewenangan, level SMP Tsanawiyah itu ada di bupati dan Kemenag untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement