REPUBLIKA.CO.ID, TASHKENT -- Pemerintah Uzbekistan menerima kunjungan delegasi Taliban pada Sabtu (16/10). Kedua belah pihak membahas beberapa hal, termasuk perihal perdagangan dan bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan.
Dilaporkan laman Al Arabiya, dalam keterangannya, Kementerian Luar Negeri Uzbekistan mengungkapkan, selain masalah perdagangan dan interaksi ekonomi, pihaknya turut membahas tentang jaminan keamanan perbatasan. Uzbekistan pun siap menjalin kerja sama di bidang energi, transportasi kargo internasional dan transit dengan pemerintahan Taliban di Afghanistan.
Tak diterangkan apakah hal itu berarti Uzbekistan siap mengakui pemerintahan Taliban. Pada Kamis (14/10) lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Taliban Amir Khan Mutaqi mengadakan pertemuan dengan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu di Ankara.
Dalam pertemuan tersebut, menyerukan agar aset berupa dana milik Afghanistan yang saat ini masih dibekukan dapat dicairkan. Menurutnya, langkah itu penting agar Afghanistan tak terjerumus dalam krisis kemanusiaan. Kendati demikian, Cavusoglu menekankan Turki belum akan mengakui pemerintahan Taliban.
Awal pekan ini, perwakilan Taliban telah melakukan pertemuan dengan pejabat Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa di Doha, Qatar. Taliban mengungkapkan, pembicaraan dengan Washington berjalan baik. Mereka mengatakan, Negeri Paman Sam setuju memberikan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan.
Taliban mengatakan AS sepakat untuk tidak menghubungkan bantuan kemanusiaan dengan pengakuan formal terhadap pemerintahan Taliban di Afghanistan. Sama seperti AS, Uni Eropa pun menjanjikan bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan.