Respon Dampak Pandemi, Mahasiswa Undip Lakukan KKN Tematik
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Perawatan Sejumlah mahasiswa peserta KKN Tematik Undip Tahun 2021 melakukan perawatan dan pembenahan berbagai wahana wisata di kawasan Gumuk Reco, desa Wisata Sepakung, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Ahad (1/8). Kegiatan ini dilakukan untuk membantu pengelola desa wisata tersebut dalam menyambut pelonggaran Kegiatan wisata di masa pandemi Covid-19. | Foto: Republika/Bowo Pribadi
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Identifikasi berbagai potensi problem dan cara penanganan masalah yang muncul di tengah masyarakat di masa pandemi Covid-19-- sebanyak 260 mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) diterjunkan dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di 18 kabupaten/ kota di Jawa Tengah.
Dalam program KKN Tematik yang dilaksanakan melalui kerjasama degan UNICEF Indonesia ini, mahasiswa dibekali dengan fasilitas tools chatbot, yang memungkinkan mereka dapat memonitor sekaligus berkontribusi dalam mendorong kebijakan pemerintah dalam mengoptimalkan 3M plus di masyarakat.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Undip, Jamari mengungkapkan, dalam upaya ikut mengatasi serta menangani pandemi Covid-19, Undip bekerjasama dengan UNICEF Indonesia menggelar program KKN Tematik, yang bakal berlangsung selama 45 hari mulai Senin (18/ 10) besok.
Dalam program ini, Undip melibatkan sebanyak 260 mahasiswa yang pelaksanaannya akan disebar di 18 kabupaten/ kota di Jawa Tengah. Pembekalan kepada mahasiswa KKN Tematik ini telah dilaksanakan secara daring, pada Sabtu (16/10) kemarin.
“Nantinya, bersama dengan masyarakat, para mahasiswa bakal mengidentifikasi berbagai potensi dan penanganan atas masalah yang muncul di tengah masyarakat --dalam situasi pandemi Covid-19-- sekaligus bagaimana solusi yang bisa dikembangkan bersama,” ungkapnya, di Semarang, Ahad (17/10).
Ia menambahkan mahasiswa dapat melakukan KKN Tematik di daerah tempat tinggalnya masing- masing, yakni dengan menggunakan konsep KKN ‘Pulang Kampung’ baik di tingkat RT, kelurahan, kecamatan dan kabupaten/ kota. Dengan konsep seperti ini mahasiswa sudah mengenal tempat tinggalnya.
“Sehingga mereka bisa berkontribusi secara aktif, baik itu untuk percepatan vaksinasi, pemantauan pembukaan pembelajaran tatap muka dengan keterlibatan warga sekolah, serta kepatuhan 3M plus yang dapat dilakukan oleh masyarakat guna mencegah dan memutus mata rantai penularan Covid-19,” tambah Jamari.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan UNICEF FO Surabaya (untuk wilayah Pulau Jawa), Ermi Ndoen mengatakan, UNICEF Indonesia mengapresiasi dan berterimakasih kepada Undip yang telah berkomitmen bersama untuk melibatkan mahasiswa dalam program KKN Tematik ini.
“Dengan demikian, mahasiswa dapat menunjukkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang bisa berbuat banyak dan membantu pemerintah guna memastikan Provinsi Jawa Tengah aman dalam situasi Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini,” ungkapnya.
Dalam hal pemantauan 3M plus, lanjut Ermi, UNICEF Indonesia menyediakan chatbot tools yang dapat digunakan dengan mudah serta praktis oleh mahasiswa KKN Tematik untuk memantau dan berkontribusi dalam perubahan perilaku 3M plus.
Dengan adanya tools itu, maka mahasiswa secara praktis dapat menggunakannya dan akan dapat meninventarisir berbagai problem yang ada di masyarakat dan nantinya dapat digunakan oleh pemerintah untuk pengambilan sebuah kebijakan di masyarakat.
“Hal lain yang juga penting juga mendorong perubahan perilaku --baik untuk diri sendiri maupun lingkungan keluarga-- utamanya dalam pemantauan pertemuan tatap muka di sektor pendidikan,” lanjutnya.
Tools yang disiapkan oleh UNICEF Indonesia ini, masih jelas Ermi, juga untuk melengkapi aplikasi personal assessment pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah yang telah disiapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
Selain itu mahasiswa –sebelumnya-- juga telah diberikan materi untuk pemberdayaan masyarakat melalui ‘Penguatan Jogo Tonggo dalam Peningkatan Cakupan Imunisasi Dasar dan vaksinasi Covid-19’ yang diberikan oleha Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah.
“Oleh karena itu, keterlibatan berbagai sektor ini menunjukkan komitmen sinergitas yang dilakukan akademisi dan pemerintah dalam upaya mewujudkan pencapaian SDGs melalui percepatan vaksinasi dan pencegahan penularan Covid-19 di Jawa Tengah,” tandasnya.