Gunung Kidul Peroleh Alokasi Pupuk Bersubsidi 18 Ribu Ton
Red: Muhammad Fakhruddin
Gunung Kidul Peroleh Alokasi Pupuk Bersubsidi 18 Ribu Ton (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
REPUBLIKA.CO.ID,GUNUNG KIDUL -- Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperoleh alokasi pupuk bersubsidi lengkap sebanyak 18 ribu ton untuk luas lahan 155.589,60 hektare.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Raharjo Yuwono mengatakan berdasarkan terdata dalam elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) 2021, jumlah petani di Gunung Kidul sebanyak 133.460 jiwa dengan luas lahan 155.589,60 hektare.
"Lahan yang siap ditanami seluas 155.589,60 hektare. Memasuki musim hujan ini, petani di Gunung Kidul mulai menebus pupuk subsidi sesuai kebutuhan pupuk yang mereka tuangkan dalam e-RDKK," kata Raharjo, Ahad (17/10).
Ia mengatakan serapan pupuk bersubsidi di Gunung Kidul hingga pertengahan Oktober, yakni pupuk urea diserap 6.965,8 ton atau 38,7 persen dari alokasi total, SP-36 diserap 330 ton atau 23,26 persen dari alokasi total. Pupuk ZA diserap 100 ton atau 14,6 persen dari alokasi total, NPK Phonska diserap 4.915,72 ton atau 59,58 persen dari alokasi total.
"Data diambil sampai 12 Oktober 2021. Kami pastikan alokasi pupuk bersubsidi hingga akhir tahun aman, sehingga petani tidak perlu resah, dan bila ada persoalan dalam penebusan pupuk segera berkoordinasi dengan petugas penyuluh pertanian atau ke kantor DinasPertanian dan Pangan," katanya.
Alokasi pupuk subsidi paling banyak di Kecamatan Ponjong 1.875.00 ton, Semin 1.668.00 ton, Nglipar 1.387.00 ton, Wonosari 1.295.00 ton, Gedangsari 11.215.00 ton, Semanu 1.198,00 ton, dan Purwosari 1.058.00 ton. Kemudian alokasi pupuk paling kecil Kecamatan Rongkop dan Girisubo masing-masing 462.00 ton dan 485.00 ton.
"Alokasi pupuk setiap kecamatan berdasarkan luas lahan dan usulan dari kelompok tani yang masuk dalam e-RDKK," katanya.
Selain pupuk, lanjut Raharjo, Dinas Pertanian dan Pangan juga telah melakukan persiapan distribusi benih padi pada lahan 40 hektare. Diharapkan petani segara menebus sisa pupuk agar tidak terjadi pemupukan.
Dengan demikian pada saat digunakan sudah siap. Menurutnya, awal musim tanam di setiap wilayah berbeda-beda. "Bagi petani tadah hujan mulai ngawu-awu atau para petani menaburkan benih padi di atas tanah kering yang telah diolah secara manual," katanya.
Sementara itu, Bupati Gunung Kidul Sunaryanta mengatakan peningkatan kuota pupuk subsidi disesuaikan dengan kebutuhan petani. Pemkab Gunung Kidul optimistis tambahan kuota pupuk subsidi sangat mencukupi kebutuhan petani.
Adapun pupuk tersebut sudah mulai didistribusikan. "Biasanya mendapat kuota pupuk subsidi sekitar 13 ribu ton dalam setahun. Namun mulai tahun ini kuotanya naik signifikan mendekati 18 ribu ton pupuk," kata Sunaryanta.