Ahad 17 Oct 2021 21:54 WIB

Indonesia Juara Piala Thomas, Taklukkan China 3-0 di Final

Kemenangan Indonsia dipastikan oleh Jonatan Christie.

Aksi Jonatan Christie pada final Piala Thomas.
Foto: EPA-EFE/CLAUS FISKER
Aksi Jonatan Christie pada final Piala Thomas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kota Aarhus, Denmark tercatat dalam sejarah emas bulu tangkis Indonesia. Di kota ini, Indonesia mengakhiri puasa gelar Piala Thomas selama hampir dua dekade. Indonesia juara setelah menaklukkan China 3-0 pada final di Ceres Arena, Ahad (17/10) malam WIB. Ini merupakan gelar ke-14 Indonesia sepanjang partisipasi di Piala Thomas.

Indonesia terakhir kali menjadi kampiun kejuaraan bergengsi beregu putra bulu tangkis dunia ini pada 2002 di Guangzhou, China. Ketika itu, Indonesia mengalahkan Malaysia 3-2. Kini, Piala Thomas bisa kembali ke Indonesia setelah 19 tahun.

Baca Juga

Kemenangan Indonsia dipastikan oleh Jonatan Christie. Tunggal putra ranking 7 dunia itu mengalahkan Li Shi Feng, peringkat 65 BWF, dengan skor 21-14, 18-21 dan 21-14.

Indonesia boleh dikatakan mendapatkan keuntungan dari cedera tunggal andalan China Shi Yuqi pada semifinal melawan Jepang. Dengan absennya Shi, terjadi perubahan susunan pemain tunggal di tim Thomas China. Lu Guang Zu naik menjadi tunggal pertama. Alhasil, Anthony Sinisuka Ginting yang harusnya berhadapan dengan tunggal peringkat 10 BWF jadi bertanding melawan pemain dengan ranking 27 dunia. Ginting, yang menempati ranking lima BWF, menang 18-21, 21-14 dan 21-16 untuk membawa Indonesia memimpin 1-0.

Kondisi Marcus Fernaldi Gideon yang disebutkan tim pelatih kelelahan membuat Indonesia menurunkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto sebagai ganda pertama. Fajar/Rian yang biasanya menjadi pelapis mampu menjawab tantangan ini dengan baik. Fajar/Rian mengalahkan pasangan dadakan China He Ji Ting/Zhou Hao Dong 21-12 dan 21-19.

Butuh satu poin lagi, Indonesia menggantungkan harapan kepada Jojo. Semua tampaknya mudah saja bagi Jojo saat ia mengumpulkan poin demi poin dengan gampang. Namun setelah unggul 7-0, Li kemudian bangkit. Ia memaksa Jojo mengeluarkan kemampuan terbaiknya setelah bermain ulet mengejar semua penempatan lob dan netting Jojo. Meski demikian, Jojo mampu mengamankan gim pertama 21-14.

Keadaan berbalik 180 derajat pada gim kedua. Li justru yang mendikte permainan Jojo. Setelah sempat tertinggal 0-1, Li kemudian melesat. Permainan net dikombinasi dengan smash menyilang ke sisi kanan depan pertahanan Jojo membuat ia terus unggul dan memimpin 11-3 saat interval.

Jojo berusaha kembali ke permainan. Perlahan tapi pasti Jojo mendekat. Permainan net yang jadi andalannya menghasilkan angka demi angka. Sayangnya ketika sudah merapat 18-19, Jojo kehilangan determinasi dan kemudian menyerah 18-21.

Pada gim penentuan pertarungan kembali seru. Li dengan smash menyilangnya diladeni permainan net Jojo. Kedua pemain bergantian unggul. Setelah skor imbang 8-8, Li menutup interval 11-9 setelah pengembalian Jojo menyangkut di net.

Namun setelah interval Jojo kemudian tampil lebih baik. Permainan net dan drop shot yang berhasil membuat Jojo berbalik unggul 13-11. Namun sebuah smash Li yang mulus di sisi kiri dan pengembalian Jojo yang menyangkut di net membuat poin imbang 13-13.

Baca juga : Seremoni Juara Piala Thomas Tanpa Bendera Indonesia

Namun, meski mampu menyamakan skor, permainan Li tampaknya menurun karena gangguan di paha kirinya. Sebelumnya, Li meminta medical time out saat tertinggal 11-13.   

Jojo memanfaatkan kondisi ini dengan bermain kombinasi lob dan netting. Ia memaksa Li bergerak menutup seluruh lapangan dengan penempatan bolanya. Li tak kuasa meladeni sehingga Jojo melejit 20-13. 

Jojo tampak ingin menghabisi permainan dengan smash, tapi bolanya melebar. Skor berubah 21-14. Namun pada kesempatan berikutnya, smash Jojo di sisi kanan pertahanan Li sangat keras dan tak bisa dikembalikan sempurna olehnya. Sontak Jojo meluapkan kegembiraannya, begitu juga seluruh pemain dan ofisial tim Thomas Indonesia yang masuk ke lapangan merayakan kemenangan.

Dengan skor 3-0, pasangan dadakan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Daniel Marthin serta tunggal ketiga Shesar Hiren Rhustavito tak perlu berkeringat bertanding di lapangan Ceres Arena. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement