REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR — Gempa bumi di Bali, Sabtu (16/10) merusak sebanyak hampir 600 rumah warga di Kabupaten Karangasem. Badan Penanggalungan Bencana Nasional (BNPB) juga mengatakan, guncangan bumi bermagnitudo 4,8 skala richter (sr) kemarin, juga merusak bangunan-bangunan ibadah, candi, dan fasilitas peribadatan lainnya. Satu orang, pun dikatakan meninggal dunia, dan puluhan lainnya luka-luka.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, pendataan pascagempa, Ahad (17/10), mencatat sekitar 243 rumah warga rusak berat. Sebanyak 300 rumah warga, juga rusak kategori ringan. Dan tiga tempat tinggal warga lainnya, juga mengalami rusak kategori sedang.
“Selain kerusakan di sektor pemukiman, gempa juga mengakibatkan kerusakan berat pada 21 unit palinggih, atau bangunan suci, 6 paseh, dan 2 candi,” begitu kata Abdul, dalam siaran pers resmi BNPB yang diterima wartawan di Jakarta, Ahad (17/10).
Kata Abdul, sebaran kerusakan terbanyak berada di Karangasem, wilayah timur Pulau Bali. Sebaran kerusakan, terbanyak ada di empat kecamatan. Di Desa Ban, dan Dukuh di Kecamatan Kubu. Rendang dan Pempatan, di Kecamatan Rendang. Jungutan, di Kecamatan Bebandem, serta Amerta Buana, di Kecamatan Selat. “Dampak korban jiwa, di Karangasem tercatat satu warga meninggal dunia, 6 orang luka berat, dan 69 luka ringan,” ujar Abdul. BNPB, Abdul mengatakan, memastikan perawatan medis untuk para korban.
Selain di Karangasem, Abdul juga mengatakan, dampak gempa bumi juga terdapat, di Kabupaten Bangli. Di kawasan tengah Pulau Bali itu, BNPB melaporkan, sebanyak 26 unit rumah warga rusak berat, 9 rusak sedang, dan 2 rusak ringan. Kata Abdul, laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, juga mencatat adanya kerusakan fasilitas umum, dan aset warga berupa satu unit kantor desa, dan puskesmas, satu unit bumbung desa, dan dua unit rumah ibadah, serta dua kamar mandi umum
Kerusakan di Bangli, kata Abdul, tersebar di tiga desa di Kecamatan Kintamani. Yaitu, di Desa Trunyan, Abang Batu Dinding, dan Abang Songan.“Di Kabupaten Bangli, korban meninggal dunia tercatat 2 orang, dan 2 orang luka berat, serta 5 lainnya luka ringan,” terang Abdul. Masih dari catatan BPBD Bangli, kata Abdul, gempa bumi juga yang merambat ke Bangli, juga mengakibatkan 19 Kepala Keluarga (KK) mengungsi.
Abdul menambahkan sampai saat ini, tim BNPB sudah berada di lokasi bencana untuk memantau penanganan bencana. Kepala BNPB Letnan Jenderal (Letjen) Ganip Warsito, pun sudah berada di Bali, sejak Ahad (17/10) untuk memastikan penanggulangan dampak bencana di Bangli, dan Karangasem. Dalam penanggulangan tersebut, kata Abdul, sementara ini, BNPB sudah menyalurkan fasilitas darurat seperti 20 unit tenda keluarga, 60 paket makanan cepat santap, dan 433 paket lauk-pauk.
“BNPB juga menyertakan paket bantuan gizi sebanyak 153 paket, masker sebanyak 28 ribu lembar, serta sabun cuci 240 buah, lengkap dengan handsanitizer sebanyak 1.440 botol,” terang Abdul. Kata dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali, pun menetapkan Karangasem, dan Bali, sebagai lokasi darurat bencana selama sepekan mendatang.
Gempa bumi di Bali, terjadi pada Sabtu (16/10) subuh waktu setempat atau sekitar pukul 04:18 WITA. Guncangan gempa, tercatat di BMKG berskala 4,8 richter. BMKG mengatakan, titik gempa berada di 8,32 LS, dan 115-45 BT, yang berada di 8 Kilometer arah barat laut Karangasem. Gempa bumi tersebut dangkal, dengan titik gempa di kedalaman 10 Km.