Senin 18 Oct 2021 08:44 WIB

Tasikmalaya Didorong Kembangkan Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi kerakyatan tersebut berbasis pertanian, perikanan dan wisata religi. 

Tim Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Ekonomi dan Keuangan melakukan kunjungan kerja ke Tasikmalaya, Kamis (14/10).
Foto: Dok Tim Stafsus Wapres
Tim Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Ekonomi dan Keuangan melakukan kunjungan kerja ke Tasikmalaya, Kamis (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA - Tim Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Ekonomi dan Keuangan melakukan kunjungan kerja ke Tasikmalaya, mendorong akselerasi ekonomi kerakyatan untuk pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19.

Kunjungan kerja yang berlangsung tiga hari dipimpin Staf Khusus Wapres Dr Lukmanul Hakim, didampingi Asisten Staf Khusus Wapres Guntur Subagja Mahardika dan Dhika Yudistira.

Wakil Bupati Cecep Nurul Yakin bersama sejumlah pimpunan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Kabupaten Tasikmalaya memaparkan perkembangan ekonomi Kabupaten Taksimalaya selama pandemi Covid-19.

Tasikmalaya yang berpenduduk 1,8 juta jiwa memilki 39 kecamatan dengan potensi ekonomi sektor pertanian, perikanan, UMKM dan pariwisata. "Kami memiliki lahan 390 hektar ex HGU yang diperuntukkan kawasan industri," papar wakil bupati Tasikmalaya, Kamis (14/10).

Wabup Tasikmalaya juga menyampaikan kesuksesan pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi Covid-19. "Sejak awal pandemi kami membuat Satuan Tugas di tingkat RT yang berjumlah 10.496 dan ada 575 tim tenaga kesehatan dari desa, dinas kesehatan dan swasta," papar Cecep seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Hasilnya Tasikmalaya cepat pulih dan sekarang memasuki PPKM level 2. "Ini yang pertama di Jawa - Bali," ungkapnya.

Staf Khusus Wapres RI, Lukmanul Hakim, mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya yang sukses mengatasi pandemi Covid-19. Ia menilai penanganan pandemi di tingkat RT efektif, termasuk untuk program pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19.

Lukmanul menyebut warga Tasikmalaya memiliki jiwa kewirausahaan tinggi. Selain UMKM, pertanian, perikanan juga dikenal publik sebagai "tukang kredit". Ini menunjukkan jiwa dan semangat kemandirian masyarakat sangat besar.

Stafsus wapres melihat ada potensi besar lainnya yang harus dikembangkan dan dapat memberikan dampak ekonomi masyarakat yang tinggi. Yaitu, sektor perikanan tambak udang dan pariwisata religi. "Di pantai Tasikmalaya selatan sangat bagus untuk budidaya udang vaname yang memiliki nilai ekonomi tinggi," jelas Lukman.

Selain itu, di kawasan selatan juga ada destinasi wisata religi yang memiliki daya tarik besar masyarakat muslim Jawa Barat dan daerah lainnya, yaitu Pamijahan. "Pamijahan dapat menjadi destinasi wisata religi," paparnya. 

Selain bertandang ke kantor Bupati, tim stafsus wapres juga melakukan kunjungan lapangan ke Cipatujah dan Pamijahan.

Di Cipatujah, berkunjung ke kawasan tambak udang Qini Vaname yang dikembangkan Pesantren Al-Idrisiyyah Tasikmalaya. "Kami sudah melakukan budidaya 10 hektar tambak udang dan juga membina  tambak-tambak petani," papar pengasuh Ponpes Al Idrisiyyah, Kyai Mara Umar.

Hadir dalam kunjungan tersebut pimpinan Bank Indonesia Tasikmalaya, BNI Kantor Wilayah Jawa Barat, perwakilan dari BLU Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kepala Dinas Pertanian Tasikmalaya, dan Direktur Pondok Pesantren Kementerian Agama.

Kunjungan dilanjutkan ke wisata reliji Pamijahan. Di kawasan ini, tim stafsus wapres berziarah ke makam  Syech Abdul Muhyi dan menelusuri Goa Safarwadi.

"Kunjungan ini untuk mendorong Pamijahan menjadi Wisata Religi Nasional," kata Lukmanul Hakim.

Menurut juru kunci kompleks makam Syekh Haji Abdul Muhyi, Endang Ajidin, dulu goa tersebut digunakan Syekh Haji Abdul Muhyi dan tokoh penyebar agama Islam lain untuk berkhalwat atau menyendiri mendekatkan diri kepada Allah. 

Dengan panjang 284 meter dan lebar 25 meter, pengunjung dapat menyusuri goa ini dalam waktu lebih kurang lebih 30 menit. Tidak kurang dari 250.000 pengunjung per tahun ke kawasan wisata religi Pamijahan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement