Senin 18 Oct 2021 12:02 WIB

Sandiaga Uno: Pariwisata Jangan Sampai Picu Gelombang Ketiga

Kemunculan gelombang ketiga Covid-19 menjadi sebuah keniscayaan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (kanan). Sandiaga meminta agar sektor pariwisata tak jadi pemicu gelombang ketiga Covid-19.
Foto: Kemenparekraf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (kanan). Sandiaga meminta agar sektor pariwisata tak jadi pemicu gelombang ketiga Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meminta sektor pariwisata jangan sampai jadi pemicu adanya gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.

"Kemarin yang varian Delta, dan yang sebelumnya bukan dari pariwisata. Jadi pariwisata tidak pernah menjadi pemicu pandemi, tapi jangan sampai kali ini pariwisata jadi pemicu," kata Sandiaga di Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (18/10).

Baca Juga

Menurut Sandiaga, kemunculan gelombang ketiga Covid-19 menjadi sebuah keniscayaan. Namun, kesiapan protokol kesehatan di destinasi wisata menjadi kunci antisipasi gelombang ketiga tersebut.

"Jadi teman-teman di pariwisata jangan euforia, terapkan protokol kesehatan secara ketat," ujarnya.

Ia melanjutkan, angka kasus Covid-19 di Indonesia sejauh ini sudah kian melandai. Maka ia meminta sektor pariwisata agar menjaga hal tersebut tetap demikian.

Sebab pada 2022 mendatang, kata dia, Indonesia bakal menggelar sejumlah kegiatan. Salah satunya yakni kegiatan G20 yang mengundang sejumlah pemimpin atau perwakilan negara.

Maka dari itu, ia meminta sektor pariwisata menerapkan sistem CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) guna menjamin kesehatan, keselamatan para wisatawan. "Jangan sampai kita lengah. Karena kita dalam situasi yang sangat landai, tiba-tiba kita tidak siap mengantisipasi gelombang ketiga," kata dia.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement