REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian hari ini (18/10) merilis Sistem Informasi Standing Crop (SISCrop) Versi 2.0. Kepala Balitbangtan Kementan Fadjry Djufry mengatakan SISCrop 2.0 memiliki sejumlah kelebihan dibanding terdahulunya yakni SISCrop 1.0.
"Dengan menggunakan ini (SISCrop 2.0), populasinya bisa 100 persen karena kita bisa memonitor hingga 7,46 juta hektare sawah," kata Fadjry dalam peluncuran SISCrop 2.0 secara virtual, Senin (18/10).
Pada 7 Desember 2020, Balitbangtan Kementan telah merilis SISCrop 1.0 yang hanya menyediakan informasi fase tumbuh tanaman padi. Sementara untuk SISCrop 2.0, selain menyajikan fase tumbuh tanaman padi terupdate juga dilengkapi dengan provitas padi sawah di seluruh Indonesia.
Fadjry mengatakan dengan berbasis satelit radar pada SISCrop 2.0 sangat memungkinkan untuk memantau kondisi pertanaman dengan baik. "Kita tahu, kalau berbasis optik, akurasinya kurang maksimal karena tidak tembus awan. Kalau berbasis radar kita bisa monitor lebih baik," jelas Fadjry.