Selasa 19 Oct 2021 00:56 WIB

Uni Eropa Gagal Amankan Komitmen Iran Soal Negosiasi Nuklir

Diplomat senior Uni Eropa mengatakan Iran belum siap hadapi negosiasi nuklir di Wina

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi menyapa media saat dia pergi setelah konferensi pers pertamanya setelah memenangkan pemilihan presiden, di Teheran, Iran, 21 Juni 2021. Raisi mengatakan bahwa pemerintahnya akan mengikuti negosiasi nuklir dengan kekuatan dunia tetapi tidak untuk waktu yang lama , menambahkan bahwa AS harus mencabut sanksi dan kembali ke kesepakatan JCPOA
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi menyapa media saat dia pergi setelah konferensi pers pertamanya setelah memenangkan pemilihan presiden, di Teheran, Iran, 21 Juni 2021. Raisi mengatakan bahwa pemerintahnya akan mengikuti negosiasi nuklir dengan kekuatan dunia tetapi tidak untuk waktu yang lama , menambahkan bahwa AS harus mencabut sanksi dan kembali ke kesepakatan JCPOA

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Laporan media Politico mengatakan Uni Eropa (UE) gagal untuk mendapatkan komitmen dari pemerintahan Iran mengenai negosiasi kesepakatan nuklir. Hal ini dikatakan oleh seorang diplomat senior UE yang berbicara dengan syarat tidak disebutkan jati dirinya dalam pembicaraan dengan Iran pekan ini.

"Mereka belum siap untuk terlibat di Wina," kata seorang pejabat tersebut dikutip laman Al Arabiya, Senin (18/10). Sebaliknya, kata dia, Iran berkomitmen bertemu dengan pejabat Uni Eropa di Brussels untuk membahas rincian teks di atas meja pada akhir putaran terakhir pembicaraan Juni lalu, yang berlangsung di Wina.

Baca Juga

"Bukan ide yang buruk bahwa kami duduk dalam pertemuan panjang dengan delegasi baru (Iran) dan kami membaca semua teks dan kami mengklarifikasi dengan delegasi baru pertanyaan berbeda yang dapat mereka miliki," kata pejabat senior UE.

"Ini tampaknya menjadi situasi buntu dan saya sangat prihatin," kata seorang diplomat senior kepada Politico tersebut. "Saya harap saya salah, tetapi jika hal-hal terus seperti ini, kita tidak akan berakhir di mana-mana," ujarnya menambahkan.

Kemungkinan pembicaraan yang akan datang di Brussels tidak dapat menggantikan dimulainya kembali pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS di Wina. Termasuk bersama dengan semua penanda tangan kesepakatan yang tersisa.

Diplomat itu mengungkapkan kekhawatiran yang dipegang secara luas bahwa Iran hanya mengulur waktu. "Saya ditinggalkan dengan kecurigaan bahwa pembicaraan Brussels bisa menjadi gangguan belaka," katanya.

Negosiasi untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir telah terhenti sejak pemilihan Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Juni. Sejak menjabat, Raisi menunjuk beberapa pejabat garis keras lainnya ke kabinetnya dalam sebuah langkah yang menurut para ahli dimaksudkan untuk menekan AS agar membuat konsesi dalam pembicaraan nuklir. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada September bahwa waktu hampir habis bagi Iran untuk kembali ke kesepakatan nuklir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement