REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat saat ini hampir 20 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan hingga per Senin (18/10). Kemudian, hingga November 2021 diperkirakan sebanyak 87,7 persen wilayah Tanah Air telah memasuki musim hujan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengaku, BMKG telah melakukan monitoring perkembangan musim hujan 2021 hingga 2022. Saat ini hampir 20 persen wilayah zona musim di Indonesia telah memasuki musim hujan meliputi Aceh bagian tengah, Sumatra Utara, sebagian besar Riau, Sumatra Barat, Jambi.
Selain itu juga sebagian besar Sumatra Selatan, Lampung bagian barat, Banten bagian timur, Jawa Barat bagian selatan, Jawa Tengah bagian barat, sebagian kecil Jawa Timur bagian selatan, sebagian Bali. Selanjutnya, Kalimantan Utara, sebagian besar Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan bagian selatan dan timur, Kalimantan Tengah bagian timur, Pulau Taliabu, dan Pulau Seram bagian selatan.
Ia menambahkan, BMKG mencatat curah hujan tahun ini maju karena seharusnya baru dimulai November mendatang. Ini terlihat sebagian wilayah Indonesia yang memasuki musim hujan mulai Oktober, bahkan sebagian kecil wilayah telah mengalaminya September lalu.
BMKG memprediksi wlayah yang akan memasuki musim penghujan di bulan ini mulai dari Aceh bagian timur, Riau bagian tenggara, Jambi bagian barat, Sumatra Selatan bagian tenggara, Bangka Belitung, Banten bagian barat, Jawa Barat bagian tengah. Selanjutnya, Jawa Tengah bagian barat dan tengah, sebagian daerah DI Yogyakarta, sebagian kecil Jawa Timur, Kalimantan Tengah bagian timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, serta Kalimantan Utara.
Dwikorita melanjutkan, beberapa wilayah lainnya akan memasuki musim penghujan pada November hingga Desember secara bertahap dalam waktu yang tidak bersamaan.
"Secara umum sampai November 2021 diperkirakan 87,7 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan," ujarnya, saat mengisi Konferensi Pers Virtual Waspada La-Nina dan Peningkatan Risiko Bencana Hidrometeorologi, Senin (18/10).
Kemudian pada Oktober ini, BMKG juga mencatat beberapa wilayah yang akan mengalami transisi peralihan musim dan perlu diwaspadai puting beliung atau cuaca ekstrem tterutama di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Dia melanjutkan, BMKG merekomendasikan pemerintah daerah, masyarakat, dan semua pihak terkait dengan pengelolaan sumber daya air, dan pengurangan risiko sumber bencana yang berpotensi terdampak fenomena La-Nina.
"Ini untuk menghadapi peningkatan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, atau terjadinya badai tropis," katanya.