REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Guna menyukseskan program travel bubble yang diyakini akan mampu menjadi sumbu hidupnya kembali pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), maka diperlukan kerjasama semua pihak. Baik pemerintah kabupaten/kota dan perangkat daerah terkait.
"Masing-masing bekerja sesuai dengan kapasitasnya berdasarkan tupoksi masing-masing. Jadi tak ada siapa menunggu apa yang harus dibuat," ucap Kepala Dishub Pemprov Kepri Junaidi di Tanjungpinang, Senin (18/10).
Junaidi menyampaikan, sebagaimana diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, bahwa ada 19 negara yang nantinya diizinkan masuk ke Indonesia. Negara-negara tersebut meliputi Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, China, India, Jepang, Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Prancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, dan Norwegia.
Daftar 19 negara yang masuk ke Indonesia ini hanya berlaku khusus untuk penerbangan langsung ke Bali dan Kepri. Pelaku perjalanan dari 19 negara dapat masuk ke Bali dan Kepri dengan syarat yang sudah disepakati. Seperti melampirkan bukti sudah melakukan vaksinasi lengkap dengan waktu minimal 14 hari sebelum keberangkatan yang dibuat dalam Bahasa Inggris, serta memiliki hasil TCM sebagai pengganti PCR.
Setelah sampai ke Bali dan Kepri, wisman tersebut juga akan melakukan proses karantina. "Pada intinya kita semua telah sepakat travel bubble ini segera dibuka," sebut Junaidi.
Junaidi turut menegaskan jika pembukaan akses kunjungan wisman ke Kepri dikarenakan daerah setempat dinilai sudah layak melaksanakan program travel bubble. Hal ini dukung pula dengan data dan fakta di lapangan, seperti capaian vaksinasi yang sudah mencapai 87 persen, menurunnya BOR serta kasus terkonfirmasi positif harian.
"Kalau belum layak tentu pemerintah pusat tidak mengizinkan 19 negara ini masuk ke Kepri. Capaian vaksinasi 87 persen itu sudah cukup tinggi, sisanya yang belum vaksin karena memang ada yang tidak bisa di vaksin karena sakit dan sebagainya," demikian kata Junaidi.