REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Petugas kesehatan di Afghanistan akan memulai program vaksinasi polio dari rumah ke rumah mulai November. Program vaksinasi polio ini dilakukan setelah disetujui oleh Taliban.
“WHO dan UNICEF menyambut baik keputusan Taliban yang mendukung dimulainya kembali vaksinasi polio dari rumah ke rumah di Afghanistan,” kata pernyataan bersama WHO dan UNICEF, dilansir Aljazirah, Selasa (19/10).
Afghanistan dan Pakistan adalah negara terakhir di dunia yang mengalami endemik polio. Polio adalah penyakit yang sangat menular dan tidak dapat disembuhkan. Polio ditularkan melalui limbah yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak-anak.
Polio telah hampir dieliminasi secara global melalui upaya vaksinasi selama beberapa dekade. Namun endemik polio masih ditemukan di Afghanistan dan beberapa wilayah di Pakistan karena vaksinasi yang terhambat. Kelambatan vaksinasi polio disebabkan oleh ketidakamanan, medan yang tidak dapat diakses, pemindahan massal dan kecurigaan adanya campur tangan pihak luar.
Badan-badan PBB mencatat bahwa hanya satu kasus virus polio liar yang dilaporkan di Afghanistan sejak awal tahun. Vaksinasi merupakan kesempatan luar biasa untuk memberantas polio. “Memulai kembali vaksinasi polio sangat penting untuk mencegah kebangkitan polio yang signifikan di dalam negeri dan mengurangi risiko penularan lintas batas dan internasional,” kata pernyataan WHO dan UNICEF.
Kampanye vaksinasi polio di Afghanistan akan dimulai pada 8 November. Vaksinasi ditujukan untuk semua anak di Afghanistan, termasuk lebih dari 3 juta anak yang tinggal di daerah terpencil. “Keputusan ini akan memungkinkan kami untuk membuat langkah besar dalam upaya pemberantasan polio. Untuk menghilangkan polio sepenuhnya, setiap anak di setiap rumah tangga di Afghanistan harus divaksinasi, dan dengan mitra kami, inilah yang akan kami lakukan,” ujar Perwakilan UNICEF di Afghanistan, Hervé Ludovic De Lys.
WHO dan UNICEF juga telah sepakat untuk melakukn kampanye vaksinasi polio kedua, yang akan dimulai dengan koordinasi dengan kampanye di Pakistan pada Desember. Menurut data yang dikumpulkan sebelum Taliban mengambil alih Kabul, ada satu kasus yang dilaporkan dari virus polio liar tipe 1 (WPV1) di Afghanistan pada 2021. Pada 2020, Afghanistan mencatat 56 kasus polio.
Polio tetap menjadi ancaman bagi kesehatan manusia di semua negara. Terutama di negara yang memiliki sistem kesehatan rentan, karena risiko mengimpor penyakit tersebut. Sejak Taliban kembali berkuasa dua bulan lalu, PBB telah berbicara dengan para pemimpin kelompok itu untuk mengatasi tantangan kesehatan di Afghanistan. “Kepemimpinan Taliban telah menyatakan komitmen mereka untuk memasukkan pekerja garis depan perempuan,” kata pernyataan PBB.
Penguasa baru Afghanistan juga telah berkomitmen untuk memberikan keamanan dan menjamin keselamatan bagi semua petugas kesehatan di seluruh negeri, yang merupakan prasyarat penting untuk pelaksanaan kampanye vaksinasi polio. Hal ini menandai perubahan dramatis dari sikap Taliban ketika mereka menguasai Afghanistan di era 1990an.
Ketika itu, Taliban menentang kampanye vaksinasi dari pintu ke pintu, yang dicuurigai dapat digunakan untuk memata-matai aktivitas mereka. Para pemimpin Taliban sering mengatakan kepada masyarakat di daerah yang mereka kuasai bahwa, vaksin adalah konspirasi Barat yang bertujuan mensterilkan anak-anak Muslim.