REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, berencana melakukan surveo untuk mengetahui pembentukan kekebalan tubuh masyarakat setempat dari Covid-19. Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmaddi Batam menyatakan telah membentuk tim untuk melakukan survei dan pendataan masyarakat demi mengetahui kekebalan tubuh komunal di Batam.
"Kami sudah rapat dengan tim, saya juga susah memberikan masukan agar hasil dari survei benar-benar menggambarkan tingkat kekebalan tubuh masyarakat," katanya, Selasa (19/10). Survei akan dilakukan terhadap tujuh kelompok masyarakat.
Yaitu yang berusia di atas 18 tahun sudah mendapatkan vaksinasi pertama masyarakat berusia di atas 18 tahun yang sudah menerima vaksin satu dan dua. Kemudian kelompok masyarakat berusia 12-17 tahun yang baru menerima vaksin dosis pertama dan kelompok masyarakat berusia 12-17 tahun yang sudah menerima vaksin lengkap.
Lalu, kelompok masyarakat berusia di atas 18 tahun yang belum divaksin, kelompok masyarakat usia 12-17 tahun yang belum divaksin, dan kelompok masyarakat yang tidak diwajibkan vaksin. "Karena dari sekitar 1,2 juta warga Batam, ada sekitar 200.000 yang tidak wajib vaksin, yang masuk sasaran 971.813 orang," kata Wakil Wali Kota.
Dari tujuh kelompok itu, petugas akan sampel warga sesuai persentase yang sudah ditetapkan. Warga yang dipilih akan diperiksa darahnya untuk mengetahui kekebalan tubuh yang telah tertanam pada dirinya.
"Kategori sampel harus tujuh, karena keberanan survei ditentukan aspek metodeloginya. Benar mengambil metedologi dalam melakukan survei, maka akan benar generalisasi yang dilakukan," katanya.
Dari survei itu, maka setiap kelompok akan diketahui persentase imun tubuh yang dimiliki, baru kemudian didapatkan rata-ratake kebalan tubuh masyarakat Batam. "Survei baru mau jalan. Sekarang sedang diformulasikan kuisioner dan mendefinisikan konkret sampling di penelitian," kata dia.
Diharapkan, dari hasil survei bisa menjadi acuan bagi pemerintah kota dalam mengambil kebijakan publik lainnya, ujar Amsakar Achmad.