Selasa 19 Oct 2021 17:56 WIB

KB PII: Tolak Nama Jalan Mustafa Kemal Ataturk

Pemberian nama jalan Mustafa Kemal Atturk terus menjadi kontoversi

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Muhammad Subarkah
Patung Mustafa Kemal Ataturk di Taksim Square, Istanbul, Turki.
Foto: Reuters
Patung Mustafa Kemal Ataturk di Taksim Square, Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemberian pemberian Kemal Attaturk menjadi sebuah nama ruas jalan di Jakarta mendapat tantangan. Para aktivs Islam yang tergabung Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KPP) menolak keras rencana itu. Alasannya, sosok pendiri Turki moderen itu adalah sosok yang dikenal anti Islam.

"Kami menolak dengan tegas ide atau rencana mengabadikan nama Mustafa Kemal Ataturk dari Turki sebagai nama salah satu jalan di Jakarta. Sebagaimana kita ketahui, tokoh sekuler dari Turki ini dalam sejarahnya termasuk tokoh yang anti Islam. Kalau pun masih tetap ingin memberikan nama, berikan saja nama Kemal Attaturk sebagai nama jalan yang ada di ibu kota baru di Kalimantan Timur sana,'' kata Ketua Umum PP KBPII (Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia), Nasrullah Larada, di Jakarta, Ahad (19/10).

Nasrullah menyangkan adanya rencana pemberian nama itu. Hal ini karena kesan sosok Kemal Attaruk tak begitu baik di mata kaum Muslim Indonesia.

''Sosok dia sangat bertolak belakang pemahaman masyarakat Indonesia yang Islami dan mengedepankan toleransi beragama serta menjunjung tinggi nilai nilai keberagamaan. Muslim Indonesia tahu apa yang dilakukan Kemal di Turki dan khususnya peran dia di dalam menghapuskan Kekhalifahan Ottoman. Jadi kami di KB PII merasa tak nyaman dan terganggu atas rencana itu,'' tegas Nasrullah.

Terkait soal rencana pemberian nama Kemal Atturk sebagai nama sebuah ruas jalan di Jakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, pun telah tahu dan akan mencari solusinya. Riza tak menampik, penamaan jalan tersebut memang menimbulkan banyak kontroversi.

 

"Memang ada beberapa pendapat dari kelompok masyarakat yang kita juga harus hormati, dan kita perhatikan, pertimbangkan," ujar Riza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/10). 

 

Kendati demikian, menurut dia, penamaan jalan tersebut merupakan bagian dari kerja sama antar negara yang harus dihormati. Dia mengatakan, menyoal kontroversi penamaan, pemerintah akan mencarikan solusi terbaik.

 

"Insya Allah pemerintah akan mencarikan solusi yang terbaik supaya baik bagi semua termasuk hubungan kita degan pemerintah Turki," tuturnya.

 

Riza menambahkan, penamaan jalan tersebut menjadi bentuk kerjasama antar negara, Turki-Indonesia. Terlebih, lanjut dia, Turki telah memberikan nama Soekarno sebagai jalan di depan KBRI Ankara. 

 

"Alhamdulillah sekarang giliran kita yang memberikan kesempatan nama tokoh daripada pemerintah atau negara Turki di Indonesia di Jakarta," ucapnya. 

 

Menyoal nama yang diberikan Turki, kata Riza, memang diusulkan secara khusus MKA. Usulan itu dinilainya perlu menjadi pertimbangan sebagai bentuk saling menghormati.

 

Ditanya lokasi persis jalan MKA, Riza mengaku belum bisa berkomentar lebih banyak. Kendati demikian, pihaknya berjanji akan memberitahukan lokasi persisnya dalam waktu dekat.

 

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement