REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel menyetujui anggaran sekitar 1,5 miliar dolar AS untuk melatih militer melakukan serangan terhadap program nuklir Iran. Anggaran tersebut diharapkan dapat dicairkan pada November mendatang.
Dilansir Sputnik News, Selasa (19/10), Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Aviv Kohavi mengatakan Israel telah melakukan persiapan untuk bertindak atas program nuklir Iran. Kohavi menyatakan sebagian besar dari peningkatan anggaran pertahanan yang disepakati sebelumnya dimaksudkan untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
Dia menambahkan menyerang program nuklir Iran adalah tugas yang sangat sulit, dan membutuhkan lebih banyak keterlibatan intelijen, kemampuan operasional, dan persenjataan. Pada Januari lalu, Kohavi menyatakan IDF sedang mengembangkan rencana operasional baru untuk memperkuat militer Israel.
Kemudian pada Agustus, dia menyatakan kemajuan nuklir Iran telah mendorong IDF mempercepat rencana operasi militer dengan mengajukan anggaran baru. Laporan peningkatan anggaran pertahanan mengikuti pernyataan terbaru oleh Angkatan Udara AS bahwa penghancur bunker atau bom bunker terbarunya, yaitu GBU-72 Advanced 5K Penetrator, telah lulus uji coba.
Menurut laporan media Israel, bom seberat 2.260 kg itu kemungkinan digunakan untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Uji coba GBU-72 kemungkinan didasarkan pada pengalaman Israel menghancurkan jaringan terowongan bawah tanah kelompok militan Palestina Hamas di Gaza, selama konflik pada Mei lalu.
Times of Israel yang mengutip laporan Channel 12 mengatakan GBU-72 biasanya dibawa oleh jet tempur atau pengebom berat. Israel tidak memiliki pengebom yang mampu mengangkut penghancur bunker besar yang saat ini ada di gudang senjata AS.
Sebaliknya, sebuah bom penghancur bunker yang lebih kecil, yaitu GBU-28, dilaporkan diam-diam dijual ke Israel pada 2009. Bom tersebut tidak dapat digunakan untuk menghancurkan pembangkit nuklir Fordow Iran, yang terletak jauh di bawah gunung.
Di hadapan Majelis Umum PBB pada akhir September lalu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan program nuklir Iran telah mencapai titik penting. Menurutnya, Israel tidal akan membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir.
“Kata-kata tidak menghentikan sentrifugal yang berputar. Kami tidak akan membiarkan Iran memperoleh senjata nuklir,” ujar Bennett.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan, negaranya memiliki hak untuk mengambil tindakan melawan Iran. Menurut dia, penggunaan kekuatan mungkin diperlukan buat menghentikan Iran mengembangkan dan memiliki senjata nuklir. Lapid mengungkapkan, dunia beradab harus menjelaskan Iran tidak diizinkan memiliki senjata nuklir.