Rabu 20 Oct 2021 15:47 WIB

Senator Rekomendasikan Bolsonaro Hadapi 13 Tuntutan Pidana

Kepurusan Bolsorano dianggap mendorong penyebaran virus corona.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
 Presiden Brasil Jair Bolsonaro menghadiri upacara pada Hari Nasional Penyandang Disabilitas, di istana presiden Planalto, di Brasilia, Brasil, Senin, 27 September 2021.
Foto: AP/Eraldo Peres
Presiden Brasil Jair Bolsonaro menghadiri upacara pada Hari Nasional Penyandang Disabilitas, di istana presiden Planalto, di Brasilia, Brasil, Senin, 27 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Senator yang memimpin penyelidikan penanganan pandemi Covid-19 di Brasil merekomendasikan agar Presiden Jair Bolsonaro menghadapi 13 tuntutan pidana, termasuk pembunuhan. Tuntutan tersebut atas keputusan Bolsonaro yang diduga mendorong penyebaran virus dan membantu mengarah pada lebih banyak kasus.

Hasil itu merupakan draf laporan dari sampel yang disiapkan oleh Senator Renan Calheiros. Laporan tersebut masih perlu dipilih oleh Senat dan dapat diveto dan diubah. Pemungutan suara dijadwalkan berlangsung minggu depan.

Baca Juga

Dokumen setebal 1.200 halaman itu menunjuk Bolsonaro sebagai yang pada dasarnya bertanggung jawab atas kesalahan pemerintah yang dilakukan selama pandemi Covid-19. Laporan itu mengatakan bahwa Bolsonaro bertindak bertentangan dengan saran Kementerian Kesehatannya dalam mendukung penggunaan obat yang belum terbukti.

Kejahatan lain yang dituduhkan oleh laporan tersebut meliputi genosida terhadap penduduk asli Brasil, penyimpangan, penggunaan dana publik yang tidak teratur. Kemudian tuntutan untuk pelanggaran tindakan sanitasi, hasutan untuk melakukan kejahatan, dan pemalsuan dokumen pribadi.

Kepresidenan tidak segera menanggapi permintaan komentar. Namun, kemungkinan Bolsonaro tidak akan menghadapi persidangan atas tuduhan semacam itu. Tuduhan kegagalan menangani pandemi ini harus diajukan oleh jaksa agung Brasil dan sebelumnya Bolsonaro telah menolak penyelidikan itu sebagai bermotif politik.

Bolsonaro mengatakan kepada para pendukung bahwa penyelidikan itu adalah lelucon. Dia menyatakan tidak khawatir tentang hasil dari penyelidikan seperti itu.

Brasil memiliki angka kematian tertinggi kedua di dunia karena Covid-19, hanya di belakang Amerika Serikat. Bolsonaro telah banyak dikritik oleh para pakar kesehatan masyarakat karena menolak penguncian, sering menolak memakai masker di depan umum, dan menyatakan belum divaksinasi. Bolsonaro juga mendorong pengobatan yang belum terbukti untuk penyakit tersebut seperti antimalaria hydroxychloroquine.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement